Benarkah Omicron Siluman atau BA.2 Lebih Cepat Menular Dibanding BA.1? Ini Penjelasan Kemenkes
Update corona | 4 Maret 2022, 11:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau otoritas kesehatan di beberapa negara untuk waspada dan memantau varian BA.2 atau Omicron siluman.
Sebagai informasi, subvarian BA.2 adalah salah satu garis keturunan dari mutasi varian Omicron.
Hingga kini, varian Omicron sendiri memiliki beberapa subvarian di antaranya BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3.
Pada tingkat global, kasus BA.2 dilaporkan telah meningkat relatif dibandung BA.1 dalam beberapa minggu terakhir.
Sementara itu, di Indonesia sendiri Kementerian Kesehatan sudah mendeteksi setidaknya 330 kasus dari varian Omicron siluman.
Baca Juga: Muncul Omicron Siluman, Ini 6 Gejala yang Harus Diwaspadai, Berkaitan dengan Usus
Apa Perbedaan Omicron Siluman dan BA.1?
Menurut WHO, Omicron siluman atau BA.2 berbeda dari BA.1 dalam urutan genetiknya, termasuk beberapa perbedaan asam amino dalam protein spike dan protein lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1.
Studi data awal menunjukkan bahwa BA.2 muncul secara inheren lebih menular daripada BA.1 (Omicron yang paling umum).
Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid.
"Beberapa studi mengatakan, mengapa subvarian BA.2 menjadi kekhawatiran karena dikatakan varian BA.2 lebih cepat menular daripada Omicron yang sekarang," kata Nadia, seperti dilansir dari Kompas.com (4/3/2022).
Oleh karena itu, apabila varian Omicron siluman ini tidak cepat dideteksi maka akan semakin banyak orang yang jatuh sakit.
Tingkat Keparahan Omicron Siluman
Nadia juga menjelaskan bahwa varian Omicron siluman mampu mengelabui sistem kekebalan.
Kemungkinan ini lebih tinggi dibandingkan subvarian BA.1.
Akibatnya, orang yang terpapar varian Omicron siluman akan lebih mudah sakit dan berisiko memicu penyakit parah.
Baca Juga: Cara Meredakan Batuk, Gejala Omicron yang Paling Sering Dikeluhkan
Selain itu, kata Nadia, Omicron siluman juga meningkatkan kemampuan untuk membuat orang yang sudah sembuh kembali terpapar virus atau reinfeksi.
"Reinfeksi lebih tinggi pada orang yang terinfeksi dengan BA.2. Tapi kalau kita lihat dari sisi diagnostik dia (Omicron siluman) tidak bisa dideteksi dengan SGTF," ujar Nadia.
Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE) hingga kini masih meneliti terkait Omicron siluman seperti penularan dan tingkat keparahan varian, dan dampaknya terhadap diagnostik, dan vaksin.
Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com/WHO