> >

Epidemiolog UGM Sebut Masker dan Vaksin Lebih Penting daripada Tes PCR

Update | 31 Oktober 2021, 16:54 WIB
Ilustrasi pemeriksaan Covid-19 dengan tes PCR. Penggunaan masker, vaksin, dan sirkulasi udara yang baik pada perjalanan domestik lebih penting daripada tes polymerase chain reaction (PCR). (Sumber: Kompastv/Ant)

“Karenanya yang lebih penting adalah vaksin dan memakai masker serta sirkulasi udara yang baik," tegasnya.

Sebagai solusi, dia menyarankan perlu mempertimbangkan kembali aturan tersebut. Bahkan, jika perlu aturan menggunakan PCR/antigen tersebut dicabut, dan dilakukan evaluasi mengenai efektif atau tidaknya.

Baca Juga: Masa Berlaku Hasil Tes PCR untuk Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Kini Menjadi Maksimal 3x24 Jam

Dalam pandangannya pemerintah Indonesia sering kali membuat kebijakan tanpa dilandasi alasan ilmiah yang kuat.

Kalaupun kemudian ingin mengurangi jumlah penumpang sebaiknya kembali saja dengan aturan pembatasan kapasitas.

PCR disebutnya tidak menjamin tidak ada penularan.

Apalagi untuk perjalanan jarak jauh disiplin pemakaian masker sangat diharuskan. Kapasitas penumpang 50 – 75 persen dengan diatur jarak antar penumpang, dan menyediakan ruangan khusus untuk makan yang terpisah dari tempat duduk (khusus moda kereta api).

“Dengan cara-cara seperti itu saya kira sudah cukup membantu. Hal itu perlu saya sampaikan sebab penelitian di Indonesia sampai saat ini masih kurang membahas mengenai sebenarnya seberapa besar risiko tertular di transportasi publik. Karena kembali lagi pemegang datanya tidak mau melakukan evaluasi soal itu," terangnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : ugm.ac.id


TERBARU