> >

Fakta Wanita Pengirim Sate Sianida untuk Polisi Senior tapi Malah Tewaskan Anak Sopir Ojol

Hukum | 3 Mei 2021, 17:47 WIB
Tersangka pengiriman sate misterius berinsial NA di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) (Sumber: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

KOMPAS.TV - Kasus sate ayam beracun yang menewaskan anak pengemudi ojek online (ojol) bernama Naba Faiz Prasetya (10) memasuki babak baru.

Polisi telah menangkap pengirim sate yakni Nani Apriliani Nurjaman alias Tika (25) warga Buniwangi, Kecamatan Palasan, Majalengka, Jawa Barat.

Usai menangkap Nani, fakta demi fakta mulai terungkap. Polisi menyebut bahwa Nani mengirimkan sate beracun kepada T. Namun, paketnya salah sasaran hingga mengakibatkan Naba tewas.

Baca Juga: Akui Sakit Hati karena Tak Jadi Dinikahi, Wanita Pengirim Sate Beracun Kini Terancam Hukuman Mati

Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya mengatakan, motifnya pelaku mengirimkan paket tersebut sakit hati karena targetnya T, menikah dengan orang lain.

"Pernah berhubungan dulu sebelum nikah. Target T sedang kita dalami. (Profesi target) Pegawai negeri," kata Burkan di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).

Sate tersebut awalnya dikirim pelaku melalui ayah korban bernama Bandiman untuk seseorang bernama Tomy di daerah Bantul.

Namun, saat itu penerima menolak kiriman tersebut karena tidak mengenal identitas pengirimnya.

Sate tersebut kemudian diberikan kepada Bandiman untuk dibawa pulang.

Setelah disantap bersama keluarganya, anak dan istri Bandian lalu merasa mual dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Sang istri berhasil ditolong, sedangkan anaknya tewas akibat makan sate tersebut.

Korban merupakan warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Baca Juga: Sosok Polisi yang Jadi Sasaran Utama Wanita Pemberi Sate Beracun Dikenal Ramah dan Berprestasi

Sate Mengandung Sianida

Mendapat laporan itu polisi langsung melakukan pendalaman penyelidikan dan bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY untuk memeriksa makanan sate tersebut.

Hasilnya, makanan sate yang disantap korban ternyata terbukti mengandung racun potasium sianida.

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyantiningtyas, mengatakan jenis racun tersebut dapat mudah didapatkan karena dijual secara bebas di pasaran.

Sebab, zat tersebut biasa digunakan untuk racun tikus.

Racun tersebut jika masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan gejala mual hingga gagal napas.

Penulis : Fadhilah Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU