Tentara Putin Rebut Benteng Strategis Ukraina, Rusia Akhiri 2 Tahun Pelawanan Sengit Kiev
Kompas dunia | 3 Oktober 2024, 15:53 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Tentara Rusia akhirnya merebut benteng strategis Ukraina di wilayah timur, Vuhledar.
Keberhasilan tentara Presiden Vladimir Putin itu, pada Rabu (2/10/2024) mengakhiri perlawanan sengit pasukan Ukraina di sana selama dua tahun.
Kota Vulhedar memang salah satu front yang sulit dikuasai Rusia sejak melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Baca Juga: Cara Kim Jong-Un Biayai Program Nuklir Korea Utara Terungkap, Fakta Mengejutkan Diungkap Pembelot
Kemajuan pasukan Rusia yang menguasai seperlima wilayah Ukraina telah menggarisbawahi keunggulan besar Rusia dalam hal pasukan dan material.
Ukraina telah meminta lebih banyak senjata dari sekutu Barat yang telah mendukungnya.
Dikutip dari NBC News, pihak Komando Militer Ukraina Timur mengatakan, telah memerintahkan menarik mundur pasukannya dari kota pertambangan batu bara di puncak bukit.
Hal itu dilakukan untuk menghindari pengepungan oleh pasukan Rusia, dan melestarikan personel dan peralatan militer.
Brigade Mekanik ke-72, unit terakhir yang mempertahankan kota, mengunggah foto tentara yang terluka di Facebook.
“Ini adalah hari-hari yang sangat sulit. Sangat!,” pesan dari unit tersebut di akun itu.
Kementerian Pertahanan Rusiantak menyebut Vuhledar dalam laporan medan perang hariannya.
Namun, saluran Telegram Rusia menerbitkan video tentara yang mengibarkan bendera tiga warna Rusia di atas bangunan yang hancur.
Kota Vulhedar, berpenduduk lebih dari 14.000 jiwa sebelum perang telah hancur dengan gedung-gedung apartemen era Soviet hancur berantakan dan rusak.
Baca Juga: Media Putin Sebut Biden Makin Frustasi dengan Israel, Diyakini Tak Mampu Hindari Perang Kawasan
Putin mengatakan, tujuan utama Rusia adalah menguasai seluruh Donbas, provinsi di Donetsk dan Luhansk, di tenggara Ukraina.
Rusia telah menguasai 80 persen dari Donbas, pusat industri berat di mana konflik bersenjata sudah terjadi sejak 2014.
Ketika Moskow yang berkoordinasi dengan separatis pro-Rusia mengambil alih sebagian wilayah itu.
Pendudukan itu terjadi setelah presiden pro-Rusia di Ukraina lengser, dan Moskow merebut Krimea dari Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : NBC News