Di Negara Ini Harus Bayar Rp1,1 Miliar untuk Izin Memiliki Mobil, Belum Termasuk Harga Kendaraannya
Kompas dunia | 6 Oktober 2023, 14:02 WIBSINGAPURA, KOMPAS.TV - Untuk memiliki mobil di Singapura ternyata harus merogoh kocek yang dalam. Pasalnya, untuk mendapatkan izin memiliki mobil saja warga Singapura harus mengeluarkan paling tidak USD76.000 atau setara Rp1,1 miliar.
Izin yang disebut sebagai Sertifikat Hak itu pun hanya berlaku untuk sepuluh tahun. Selain itu, uang yang dikeluarkan tersebut belum termasuk harga kendaraannya.
Baca Juga: Malaysia Bersiap Hadapi Potensi Penyakit X, Patogen Hipotetis yang Bisa Sebabkan Wabah Internasional
Dilansir CNN, Kamis (5/10/2023), pejabat dari Otoritas Transportasi Darat Singapura mengungkapkan, jumlah uang yang harus dikeluarkan tersebut mencapai lebih dari empat kali lipat jika dibandingkan tahun 2020.
Di samping itu, harga Rp1,1 miliar itu rupanya untuk mendapatkan izin memiliki mobil standar kategori A, yaitu kendaraan dengan ukuran sedang dan bermesin 1.600 cc ke bawah.
Mereka yang menginginkan mobil lebih besar atau SUV, harus mengeluarkan uang lebih besar yaitu USD106.639 (Rp1,6 miliar) untuk memperoleh izin memiliki kendaraan kategori B.
Sistem kuota tersebut telah diperkenalkan sejak 1990 untuk meminimalkan kepadatan lalu lintas dan mengurangi gas emisi di negara kota tersebut.
Singapura sendiri dikenal memiliki jaringan transportasi umum yang mengesankan.
Harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan izin tersebut membuat mobil pribadi menjadi semakin tak terjangkau bagi rata-rata penduduk Singapura.
Pasalnya, median pendapatan rumah tangga bulanan di Singapura pada 2022 adalah USD7.376 (Rp115 juta).
Seorang pengusaha penjualan mobil, Ricky Goh, mengaku nyaris pingsan saat mendengar kenaikan harga izin tersebut.
“Penjualan sudah semakin buruk. Ini di atas itu semua akan membuat bisnis ini semakin buruk,” katanya.
Sedangkan warga Singapura, Wong Hui Min, mengatakan ia mungkin akan berpikir ulang untuk memiliki mobil. Meski keluarganya sangat bergantung pada mobil.
Baca Juga: Putin Sebut Ada Pecahan Granat di Bangkai Pesawat yang Dinaiki Bos Wagner Prigozhin, Tuduh Siapa?
“Saya banyak bepergian, mengantar jemput anak saya dari sekolah, juga aktivitas lainnya seperti les berenang atau pelajaran. Saya perlu mobil saya. Menggunakan taksi atau berbagi kendaraan tak nyaman untuk saya,” ujarnya.
Menurutnya, keluarga Singapura kebanyakan harus menabung bertahun-tahun untuk membeli mobil yang bisa membantu keperluan mereka.
“Saya tak tahu apa saya sanggup mempertahankan mobil saya untuk dipakai lebih lama,” tambahnya.
Bagi warga lokal Singapura, hidup di negara tersebut semakin luar biasa mahal pada beberapa tahun terakhir di tengah inflasi berkelanjutan, serta meningkatnya biaya perumahan umum dan perlambatan perekonomian.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : CNN