Prajurit AS Membelot ke Korea Utara Usai Kabur dari Tahanan Militer, Tertawa saat Lewati Perbatasan
Kompas dunia | 20 Juli 2023, 08:14 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Prajurit Amerika Serikat (AS) membelot ke Korea Utara setelah dirinya kabur dari tahanan militer di Korea Seatan.
Ia dilaporkan tertawa saat melewati perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, Selasa (18/7/2023).
AS dan Korea Selatan mengidentifikasi prajurit tersebut sebagai Prajurit Dua, Travis King, 23 tahun.
King ditahan oleh petugas Korea Selatan di Bandara Incheon, dan saat dalam proses diusir ketika akhirnya melarikan diri.
Baca Juga: Eks Kepala Intelijen Venezuela Diekstradisi ke AS dari Spanyol, Bakal Didakwa Perdagangan Narkoba
Setelah melewati keamanan bandara, ia kemudian bergabung dengan kelompok tur ke desa perbatasan Panmunjom, tempat wisata populer di zona demiliterisasi (DMZ) sepanjang 248km.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (20/7/2023), peserta tur mengatakan kepada CBS News, bahwa King, yang dilaporkan menggunakan baju warga sipil, tertawa keras “ha ha ha”, dan hanya berjalan di antara beberapa bangunan.
Pejabat Pentagon mengatakan bahwa Keamanan Komando PBB, yang telah mengawal rombongan tur tersebut mengejar King, tetapi gagal menangkapnya.
Laksamana John Aquilino, Kepala Komando Indo-Pasifik AS, membenarkan bahwa seorang tentara swasta berlari melintasi DMZ di area keamanan pertama.
“Ia dijemput oleh orang Korea Utara,” kata Aquilino.
Baca Juga: Prigozhin Akhirnya Muncul Usai Hilang Setelah Kudeta Wagner Gagal, Berada di Belarusia
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengungkapkan bahwa King telah memasuki Korea Utara secara sengaja dan tanpa izin.
“Ada banyak hal yang masih kami coba pelajari, tetapi yang kami tahu adalah bahwa salah satu anggota layanan yag sedang bertugas dengan sengaja dan tanpa izin melewati garis demarkasi militer,” kata Austin.
Austin mengatakan King mungkin sekarang berada dalam tahanan Korea Utara.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa departemen tersebut belum menghubungi Korea Utara atau pemerintah negara lain mengenai masalah itu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian