Duda Ini Tak Lagi Terima Tunjangan Negara, Pengadilan HAM Eropa Putuskan Swiss Lakukan Diskriminasi
Kompas dunia | 13 Oktober 2022, 05:15 WIBJENEWA, KOMPAS.TV — Swiss saat ini sedang bergulat dengan bagaimana menanggapi putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) tertinggi Eropa bahwa hukum Swiss mendiskriminasi laki-laki secara tidak adil. Pasalnya, duda di negara itu menerima pembayaran alokasi atau tunjangan negara yang lebih rendah daripada janda.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (12/10/2022), putusan itu memicu perdebatan tentang apakah Swiss sebagai negara akan memberi lebih banyak uang kepada kaum laki-laki atau membayar lebih sedikit kepada perempuan.
Legislatif Swiss dihadapkan dengan tindakan penyeimbang tentang bagaimana agar sejalan dengan keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa EHCR yang jatuh pada Selasa (11/10). EHCR memutuskan bahwa seorang duda setengah baya, Max Beeler, secara tidak adil dilucuti dari tunjangannya begitu anak-anaknya berusia dewasa, 18 tahun.
"Undang-undang federal tentang asuransi hari tua dan penyintas menetapkan bahwa hak atas pensiun duda berakhir ketika anak bungsu mencapai usia 18 tahun, sedangkan ini tidak berlaku untuk seorang janda," kata pengadilan HAM Eropa yang berbasis di Strasbourg, Prancis.
Ditemukan bahwa duda di Swiss "tidak diperlakukan dengan cara yang sama seperti seorang perempuan atau janda."
"Oleh karena itu, dia (laki-laki) menjadi sasaran perlakuan yang tidak setara," tambah pengadilan.
Keputusan ECHR umumnya mengharuskan negara-negara, seperti Swiss, yang merupakan anggota Dewan Eropa, untuk menerima dan menerapkan keputusan.
Legislator Swiss sekarang akan ditugaskan untuk mengadaptasi undang-undang Swiss untuk menghapus diskriminasi terhadap laki-laki yang menduda.
Begini cerita lengkapnya.
Baca Juga: PBB Desak Taliban Hentikan Diskriminasi Perempuan di Afghanistan dari Pendidikan hingga Hijab
Kasus duda khusus ini berawal dari tragedi pribadi.
Pada musim panas 1994, Beeler dan istrinya yang lahir di Peru, Maria, sedang mendaki di sepanjang puncak Ebenzell pedesaan di Pegunungan Alpen Swiss yang terletak di Appenzell-Innerrhoden dekat perbatasan Liechtenstein, ketika sang istri terpeleset di hamparan berbatu dan jatuh 40 meter hingga tewas, menurut media Swiss.
Beeler yang berkalang kesedihan, memilih berhenti dari pekerjaannya untuk merawat kedua putrinya, yang berusia 2 dan 4 tahun pada saat itu, dan mendapat manfaat dari pembayaran negara.
Ketika putri bungsunya mencapai usia 18 tahun, tunjangan itu berhenti, mendorongnya untuk mencari ganti rugi di pengadilan.
Saat ini Max Beeler berusia 57 tahun dan tidak berada di pasar kerja selama 16 tahun.
Pemerintah Swiss berargumen, "dapat dibenarkan untuk bersandar pada anggapan bahwa suami menyediakan nafkah finansial bagi istri, terutama di mana dia memiliki anak, dan dengan demikian memberikan tingkat perlindungan yang lebih tinggi kepada para janda daripada para duda."
"Dalam pandangan mereka, perbedaan perlakuan tidak didasarkan pada stereotip gender, tetapi pada realitas sosial," tambahnya.
Swiss sering menghadapi kritik karena terlalu lambat dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya untuk memberikan status dan hak yang sama kepada perempuan, terutama dalam hal gaji di tempat kerja.
Sementara negara tersebut mengadopsi hak pilih universal pada tahun 1971, namun satu wilayah, Appenzell-Innerrhoden, adalah yang terakhir di Swiss yang memberikan hak suara yang sama kepada perempuan dalam pemilihan lokal, menyusul keputusan pengadilan tinggi Swiss pada tahun 1990.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press