NASA Desak AS dan Rusia yang Saling Bersitegang untuk Kerja Sama demi Aliansi Luar Angkasa
Kompas dunia | 2 Januari 2022, 03:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia terkait konflik Ukraina, lembaga antariksa AS NASA justru menyerukan agar kedua negara saling bekerja sama demi keberlangsungan stasiun luar angkasa internasional (ISS).
Administrator NASA Bill Nelson mengumumkan bahwa pemerintahan Biden – Harris berkomitmen untuk memperpanjang operasional ISS hingga 2030. Nelson juga menyerukan kerja sama AS dengan para mitranya di Eropa (ESA), Jepang (JAXA), Kanada (CSA), dan Rusia (Roscosmos) untuk melanjutkan penelitian terobosan yang dilakukan di laboratorium unik yang mengorbit ini hingga akhir dekade.
“Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah mercusuar kolaborasi ilmiah internasional yang damai, dan selama lebih dari 20 tahun telah mengembalikan perkembangan ilmiah, pendidikan, dan teknologi yang sangat besar untuk memberi manfaat bagi umat manusia,” kata Nelson seperti dikutip dari laman resmi NASA.
Baca Juga: Terobosan Bersejarah, NASA Berhasil Buat Oksigen untuk Bernapas di Mars
Pengumuman itu dirilis NASA pada Jumat (31/12/2021), sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS bahwa sanksi baru akibat krisis di Ukraina dapat memicu ‘putus hubungan total’ antara kedua negara.
Bulan lalu, Rusia menembakkan rudal yang menghancurkan satelit cuaca yang tak aktif hingga menciptakan lebih dari 1.500 puing yang mengancam ISS dan satelit lainnya.
Aksi itu dikecam oleh pemerintahan Biden, dan Nelson pun menyebutnya ‘sembrono dan berbahaya’. Nelson juga menyatakan, serangan itu merupakan aksi militer Rusia yang bahkan mengejutkan lembaga antariksanya, Roscosmos.
Di tengah ketegangan itu, seperti dilansir The Washington Post pada Sabtu (1/1/2022), Gedung Putih dan NASA ingin mempertahankan aliansinya dengan para mitra internasionalnya, terutama Rusia, berlangsung di stasiun luar angkasa. Relasi luar angkasa ini pun umumnya tak terpengaruh oleh hiruk-pikuk geopolitik di Bumi.
“ISS telah menjadi alat diplomasi sekian lama, juga sains yang perlu dilanjutkan. Terlebih, Rusia, Jepang, Kanada, dan Eropa adalah para mitra di stasiun yang disebut NASA sebagai ‘program eksplorasi luar angkasa paling kompleks secara politik yang pernah dilakukan,” tutur Nelson.
Baca Juga: Pengakuan Astronot yang Lihat Langsung Perubahan Iklim dari Luar Angkasa
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : The Washington Post / NASA