Sakit Hati Atas Insiden Sofagate, Presiden Komisi Eropa: Ini Terjadi Karena Saya Seorang Perempuan!
Kompas dunia | 27 April 2021, 22:50 WIBBRUSSELS, KOMPAS.TV – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengaku sakit hati dan merasa sendirian dalam insiden sofagate dalam pertemuan bersama presiden Turki beberapa waktu sebelumnya.
Von der Leyen menyebut, ia diperlakukan berbeda karena dirinya seorang perempuan.
Beberapa waktu lalu, Von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara untuk mengadakan pembicaraan tentang ketegangan hubungan antara Turki dan Uni Eropa.
Baca Juga: Kasus Corona Kembali Melonjak, Turki Umumkan Lockdown Paling Ketat
Namun, saat itu, hanya tersedia dua buah kursi di depan bendera Uni Eropa dan Turki bagi ketiga pemimpin tersebut. Michel duduk di kursi di samping Erdogan.
Pada peristiwa itu, Von der Leyen tampak berdiri dan melihat kedua lelaki yang duduk di depannya dan mengekspresikan kegelisahannya.
Ia kemudian duduk di sebuah sofa besar berwarna krem, agak jauh dari para koleganya. Sebutan sofagate mengacu pada insiden ini.
"Saya perempuan pertama yang menjadi preiden Komisi Eropa. Saya adalah presiden Komisi Eropa, dan saya diharapkan diperlakukan seperti ini saat mengunjungi Turki dua minggu lalu. Seperti presiden komisi, tapi nyatanya tidak,” beber Von der Leyen pada para anggota parlemen Uni Eropa seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: AS, Inggris, Sejumlah Negara Uni Eropa Bantu Tangani Virus Corona di India
Von der Leyen, yang tidak secara terang-terangan menyalahkan baik Erdogan maupun Michel atas insiden tersebut, mengatakan bahwa ia tidak melihat adanya kekurangan kursi dalam pertemuan serupa di masa lalu.
“Saya merasa sakit hati, dan saya merasa sendirian, sebagai seorang perempuan, dan sebagai orang Eropa. Karena ini bukan tentang pengaturan atau protokol tempat duduk. Ini menunjukkan esensi siapa kita,” katanya.
Kesalahan protokol yang terjadi di istana kepresidenan Turki itu segera memicu keributan publik.
Baca Juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Keras Pada 11 Pejabat Myanmar yang Lakukan Kudeta
Turki berkeras bahwa pihaknya telah memenuhi permintaan protokol Uni Eropa. Namun, kepala protokol Dewan Eropa berkilah, timnya tidak memiliki akses, selama inspeksi persiapan pertemuan, ke ruangan tempat insiden itu terjadi.
Michel meminta maaf pada Senin (26/4/2021) atas insiden tersebut. Seharusnya, katanya, ia memberikan kursinya untuk Von der Leyen, namun ia khawatir hal itu akan menimbulkan insiden diplomatik yang lebih luas, mengingat hubungan antara Turki dan Uni Eropa tengah memburuk.
Von der Leyen mengatakan, untungnya ada kehadiran kamera-kamera dalam pertemuan tersebut, hingga gambar-gambar terkait insiden itu pun menuai sorotan dan kritik dunia. Namun, ia menyayangkan, banyak insiden serupa yang melibatkan banyak perempuan, terjadi begitu saja tanpa terekam.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV