Pengakuan Mantan Agen KGB, Donald Trump Ternyata Aset Rusia
Kompas dunia | 30 Januari 2021, 21:52 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pengakuan mengejutkan dilontarkan oleh seorang mantan agen KGB, yang menyatakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump adalah aset Rusia.
Hal itu diungkapkan oleh mantan agen KGB, Yuri Shevts. Menurutnya Trump merupakan aset Rusia selama 40 tahun.
Shvets yang ditempatkan oleh Uni Sovyet di Washington pada 1980, menyamakan Trump dengan The Cambridge Five.
Baca Juga: Pemimpin Sayap Kanan Prancis Usulkan Larangan Berjilbab Demi Peluang Menang di Pilpres 2022
The Cambridge Five adalah jaringan mata-mata di Inggris yang memberikan informasi ke Moskow pada Perang Dunia II dan juga di awal Perang Dingin.
Svets mengungkapkan Trump terbukti bersedia meniru propaganda antibarat sehingga ada perayaan di Moskow.
“Ini adalah contoh dimana seseorang direkrut ketika mereka masih siswa dan kemudian mendapatkan posisi penting, sesuatu yang terjadi pada Trump,” ujarnya dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Biden Dikritik Keras Karena Setujui Vaksin untuk Hambali dan Tahanan Guantanamo
Shvets menjadi sumber kunci dari buku baru jurnalis Craig Unger, American Kompromat.
Buku ini juga mengungkapkan hubungan Putin dengan pengelola keuangan bermasalah, Jeffrey Epstein.
Dalam bukunya, Unger mengungkapkan bagaimana Trump masuk dalam radar Rusia pada 1977 ketika menikahi istrinya, Ivana Zlnickova, seorang model asal Ceko.
Trump menjadi target dari operasi mata-mata dari agen intelijen Ceko yang bekerja sama dengan KGB.
Ketiga dia membuka jaringan hotel pertamanya, Grand Hyatt New York, Trump membeli 200 TV untuk hotelnya dari Semyon Kislin, pemilik Joy-Lud Electronics.
Baca Juga: Dipenjara karena Bercinta dengan Ayam, Masa Tahanan Pria Ini Akhirnya Dikurangi
Menurut Shvets, Joy-Lud dikontrol oleh KGB dan Kislin bekerja sebagai agen pengintai, yang mengidentifikasi Trump sebagai aset potensial.
Kislin sendiri kemudian membantah dirinya memiliki hubungan dengan KGB.
Kesuksesan Trump memengani Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 2016 pun disambut baik oleh Moskow.
Baca Juga: Kisah Cinta Koruptor China Lai Xiaomin Dieksekusi Mati: 100 Selingkuhan Dapat 100 Properti Mewah
Menurut Center for American Progress Action Fund melalui Proyek Moskow, mengungkapkan bahwa tim kampanye dan transisi Trump setidaknya memiliki 272 kontak yang diketahui dan 38 pertemuan yang terkait dengan Rusia.
Unger pun menegaskan bahwa Trump adalah target yang sempurna untuk menjadi aset Rusia.
“Kesombongan dan narsismenya membuat dia menjadi target alami untuk direkrut. Dia dibudidayakan selama 40 tahun, sampai pemilihannya,” kata Unger.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV