Perbedaan Rukyat dan Hisab, Dua Metode Penentuan Awal Ramadan
Jadwal | 12 April 2021, 00:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1442 Hijriah akan digelar pada Senin (12/4/2021).
Sidang yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) tersebut merujuk dari pengamatan atau rukyatul hilal di sejumlah daerah.
Perlu diketahui penentuan awal Ramadan, selain menggunakan metode rukyat hilal, juga bisa dilakukan dengan metode hisab (perhitungan).
Baca Juga: Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar 12 April 2021
Kedua cara ini tertera pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 dan UU Nomor 3 Pasal 25 A.
Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan antara kedua metode tersebut, dengan melansir dari Kompas.com, berikut penjelasannya.
Rukyatul Hilal
Rukyatul hilal dapat diartikan sebagai aktivitas pengamatan visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam sebagai tanda pergantian bulan pada kalender Hijriah.
Baca Juga: Masjid Istiqlal Dibuka Saat Bulan Ramadhan, Jumlah Jemaah Dibatasi 2.000 Orang
Di Indonesia sendiri terdapat 86 titik pemantauan hilal yang tersebar di 34 provinsi.
Sebelum pemantauan Kemenag akan bekerja sama dengan ormas serta para pakar dari BMKG, Lapan, dan pondok pesantren, untuk melakukan perhitungan soal ketinggian hilal agar tidak terjadi 'salah lihat'.
Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya.
Tepatnya lagi jika hilal yang dilihat memiliki ketinggian di atas 2 derajat, elongasi atau jarak sudut matahari-bulan 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
Baca Juga: Ragam Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia
Metode Hisab
Sementara itu, yang dimaksud metode hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan sebagai tanda dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Metode hisab yang berkembang di Indonesia memiliki beberapa rujukan atau kitab dan sudah menggunakan metode kontemporer.
Dan dalam penentuan awal bulan Ramadhan atau bulan yang lain dalam kalender Hijriah, Kemenag menggunakan data ephemeris antara hisab dan rukyat.
Baca Juga: Apa Itu Hilal yang Digunakan Untuk Menentukan Awal Ramadhan?
Terlepas dari itu, baik metode hisab maupun rukyat, keduanya merupakan sebuah cara untuk menentukan awal bulan yang tidak bisa dinafikkan karena saling mendukung.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV