> >

Cegah Omicron, Pemerintah Indonesia Diminta Tutup Penerbangan Internasional

Ekonomi dan bisnis | 17 Desember 2021, 10:47 WIB
Calon penumpang berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (9/7/2020). Pengamat penerbangan meminta pemerintah menutup seluruh penerbangan internasional menuju Indonesia, untuk mencegah penyebaran Omicron. (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Varian Omicron kini sudah masuk ke Indonesia. Sejumlah langkah kini tengah disiapkan pemerintah, agar penyebaran varian Omicron tidak masif di tanah air.

Pengamat dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menyarankan pemerintah menutup sementara seluruh penerbangan internasional reguler menuju Indonesia.

"Menurut saya, sangat perlu ditutup untuk sementara kecuali penerbangan khusus atau charter flight," kata Arista dikutip dari Antara, Jumat (17/12/2021).

Arista menilai, penutupan itu sebagai proteksi bagi masyarakat dari ancaman penularan varian Omicron yang berasal dari luar negeri.

Baca Juga: 4 Arahan Jokowi Usai Omicron Ditemukan di Indonesia

Ia menambahkan, penerbangan sewa bisa dikecualikan lantaran lebih mudah untuk melakukan pengecekan penumpang dengan tujuan tertentu dan spesifik.

Sehingga diharapkan tidak memiliki risiko besar dibanding dengan penerbangan reguler.

"Dengan pesawat charter, maka penumpangnya lebih mudah dilokalisir karena biasanya dari komunitas dengan jumlah terbatas, jadi tidak umum dengan destinasi yang beragam," tutur Arista.

Dikhawatirkan, jika penularan varian Omicron kian meluas akan berdampak pada trafik penerbangan di dalam negeri, khususnya menjelang masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Menurut dia, momen libur panjang di akhir tahun sangat dinantikan oleh pemangku kepentingan di sektor transportasi, salah satunya maskapai penerbangan untuk memaksimalkan operasional yang selama ini terdampak pandemi.

Baca Juga: Satpol PP Sidak Prokes Dan Vaksinasi Di Tempat Umum

"Sebenarnya Omicron ini kan dari luar negeri, kalau bisa jangan sampai membuat mobilitas masyarakat di dalam negeri menjadi terganggu. Apalagi penanganan COVID-19 di Indonesia sudah sangat baik dan diakui dunia," tandasnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk mengisolasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran hingga 7 hari ke depan mengantisipasi penularan varian Omicron pada level komunitas menyusul ditemukan kasus penularan di area itu. 

Keputusan ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Marinves, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait pada Kamis (16/12).

"Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut," tutur Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Status Ibu Kota Negara Diubah Jadi Daerah Khusus Agar Tak Langgar UUD 45

RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.

Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan.

Karena tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya dan akan segera diberlakukan isolasi area Wisma Atlet, maka tenaga kesehatan untuk dikarantina Rusun Nagrak akan didukung oleh sumber daya manusia dari Dinas Kesehatan Jakarta.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU