> >

Dapat Tekan Angka Kemiskinan, Porang Diekspor dalam Bentuk 'Chips'

Ekonomi dan bisnis | 20 Agustus 2021, 11:43 WIB
Petani menanam porang atau Amorphophallus muelleri di kawasan hutan kota Sangga Buana, Karang Tengah, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Para petani yang tergabung dalam kelompok tani Sangga Buana menanam sekitar sepuluh ribu bibit porang di hutan kota sepanjang Kali Pesanggrahan itu. Tingginya nilai jual hasil panen biji dan umbi tanaman ini membuatnya mulai dilirik dan dikembangkan di kawasan Ibu Kota. (Sumber: Kompas.id/Hendra A Setyawan)

MADIUN, KOMPAS.TV -  Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan budidaya tanaman porang yang dilakukan petani terbukti signifikan menekan angka kemiskinan di wilayahnya.

Diketahui Ahmad Dawani ikut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/8/2021) kemarin. 

Presiden Jokowi mengaku sangat terkesan melihat ribuan ton komoditas porang hasil panen petani Kabupaten Madiun dan daerah sekitarnya yang diolah menjadi produk lanjutan berupa tepung dan memiliki nilai ekonomi tinggi serta siap diekspor ke beberapa negara.

Menurutnya pengolahan yang ada di PT Asia Prima itu memberikan nilai tambah yang baik, utamanya kepada petani.

Bahkan hasil per musim tanam pertamanya pun bisa mencapai Rp 40 juta dalam kurun 8 bulan.

“Saya tadi menanyakan per hektar bisa menghasilkan berapa ton? Disampaikan bahwa satu hektar bisa 15-20 ton," kata Presiden Jokowi.

Mengingat potensi ekonomi  tinggi, Pemkab Madiun telah menjadikan porang sebagai komoditas unggulan daerah setempat dengan intervensi mematenkan varietas porang asli Kabupaten Madiun yang unggul dan diberi nama Porang Madiun-1.

"Kita harus melakukan perlindungan untuk petani porang di Kabupaten Madiun. Penanaman porang harus oleh petani. Kalau ada investor yang masuk, harus berinvestasi untuk pascapanen guna mendorong nilai ekonomi yang tinggi," kata Bupati Ahmad Dawami.

Baca Juga: Kadar Gula Sangat Rendah, Presiden Jokowi Sebut Porang Bisa Gantikan Beras

Seperti diketahui, porang telah menjadi komoditas primadona di Kabupaten Madiun untuk diekspor ke Jepang, China, dan sejumlah negara lainnya. Porang diekspor dalam bentuk olahan 'chips' (irisan tipis) kering, yang harganya sekitar Rp55.000 per kilogram.

Selain itu juga dalam bentuk tepung porang yang nilai jualnya bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000 per kilogram.

Lantaran sangat ekonomis, banyak warga Kabupaten Madiun yang menanam porang.

Hal itu terlihat dari tren kenaikan luas lahan selama lima tahun terakhir.

Sesuai data Dinas Pertanian setempat, pada 2016 di Kabupaten Madiun hanya terdapat 1.484 hektare lahan porang.

Setahun kemudian bertambah menjadi 1.536 hektare dan pada 2018 mencapai 1.568 hektare.

Pada 2019 luas lahan porang mengalami lonjakan drastis menjadi 3.465 hektare.

Kemudian, tahun 2020 bertambah menjadi seluas 5.363 hektare, dan dimungkinkan terus bertambah.

Sentra budi daya porang juga telah dikembangkan di 10 kecamatan dari sebelumnya yang hanya beberapa kecamatan. Yakni, Kecamatan Saradan, Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng, dan Madiun.

Baca Juga: Jokowi Minta Menteri Pertanian Seriusi Budi Daya Porang: Ini Bakal Jadi Makanan Sehat Masa Depan

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU