> >

Minta Izin Konser Musik Dibuka, APMI: Sektor Kita Belum Pernah Disapa

Ekonomi dan bisnis | 4 Maret 2021, 14:03 WIB
CEO Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi (Sumber: Instagram @anas_alimi)

JAKARTA, KOMPAS.TV- 14 asosiasi pekerja pertunjukan kreatif mengirim surat terbuka kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Mereka meminta diizinkan menggelar kembali seni pertunjukan. Surat itu juga ditujukan kepada Kapolri, Komisi X DPR, Menteri Kesehatan, serta Ketua Satgas Covid-19 Nasional.

Salah satu asosiasi yang ikut bersuara dalam surat terbuka tersebut, adalah Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI). Ketua Bidang Jaringan dan Pemberdayaan APMI Anas Syahrul Alimi menyatakan, pihaknya sudah pernah membuat simulasi konser musik di 4 kota Desember lalu, yang sesuai standar CHSE yang disyaratkan pemerintah.

Baca Juga: Setelah Sekolah Dibuka, Ketua Komisi X DPR Minta Konser Musik Digelar

Panduan protokol kesehatan berbasis CHSE adalah Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keselamatan) and Environmental sustainability (pelestarian lingkungan).

"Kita berharap diberikan kesempatan untuk dimulai dulu, nggak harus dalam jumlah besar. Misalnya konser musik boleh tapi kapasitas 1.000 atau 2.000 orang. Biar ekosistemnya bergerak. Sektor seni pertunjukan selama ini belum pernah disapa," terang Anas saat dihubungi Kompas.TV, Kamis (04/03/2021).

Anas mencontohkan, sektor lain sudah lebih dulu diberikan kesempatan. Seperti bioskop yang sudah kembali beroperasi dan juga sektor kuliner.

Baca Juga: Gelar Konser Musik di Kala Corona? Cara Unik The Flaming Lips Ini Bisa jadi Jawabannya

"Coba sekarang lihat jam 12 siang di kafe-kafe itu ramai banget. Udah nggak seperti pandemi, " lanjut Anas.

Menurut Anas, saat ini konser musik virtual sudah tidak menarik minat penonton. Sehingga pihaknya pun berupaya mendapatkan izin konser musik offline yang sesuai protokol kesehatan.

Perwakilan APMI juga sudah menemui Menparekraf Sandiaga Uno awal Februari lalu, dan mendapat respon positif. Setelah pertemuan dengan APMI, Menteri Sandi dikabarkan langsung menemui Kapolri.

Baca Juga: Polemik Diizinkannya Konser Musik Saat Kampanye Terbuka Pilkada Serentak

"Alhamdulillah Kapolri juga welcome dengan usulan kita. Pak Sandi juga setuju untuk mulai warming up seni pertunjukan. Nggak harus dari konser musik. Seni pertunjukan apa aja bisa dimulai dulu, " ujar Anas yang juga merupakan CEO Rajawali Indonesia.

Respon positif juga datang dari Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda. Ia menilai, seni pertunjukan layak dipertimbangkan untuk kembali dibuka secara bertahap, seperti konser musik, pertunjukan teater, dan kesenian tradisional.

"Kami mendukung kembali bergeraknya industri kreatif di Tanah Air seiring tingginya antusiasme vaksinasi Covid-19 dan terus menurunnya kasus aktif dalam beberapa minggu terakhir," kata Huda dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/3/2021).

Baca Juga: Melihat Keseruan Konser Musik Drive-In, Bagaimana Protokolnya?

Seni pertunjukan, merupakan salah satu sektor usaha yang paling terdampak pandemi. Dari jumlah tenaga kerja, sektor ini melibatkan musisi, artis, penata rias, kru panggung, tata suara dan cahaya, dan masih banyak lainnya.

Untuk acara musik Prambanan Jazz Festival yang digelar Rajawali Indonesia saja, dibutuhkan 2.000 tenaga kerja paruh waktu selama 3 hari acara berlangsung. Sedangkan dalam setahun Rajawali Indonesia biasa menggelar beberapa acara lainnya.

Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Sandi bahkan menyebut ada 34 juta pekerja ekonomi kreatif yang terdampak pandemi.

Sepanjang 2020, APMI menghitung potensi pendapatan yang hilang sebesar Rp 1,2 triliun. Angka itu didapat dari semua event musik di seluruh Indonesia, yang batal diadakan tahun lalu karena pandemi. 

Penulis : Dina-Karina

Sumber : Kompas TV


TERBARU