JAKARTA, KOMPAS.TV – Acara perkemahan tahunan Jambore Sahabat Anak (JSA) yang diadakan organisasi non-profit Sahabat Anak kembali lagi.
Kegiatan yang telah diselenggarakan ke-25 kalinya ini berlangsung di Buperta Bumi Perkemahan Ragunan pada tanggal 22–23 Juli 2023.
Tema yang diangkat JSA XXV kali ini adalah "Aku Gemilang (Gesit Meraih Mimpi Cemerlang)" dan bertujuan menyuarakan pemenuhan hak pendidikan berkualitas bagi anak-anak marjinal.
Setelah tahun sebelumnya diadakan dalam skala terbatas, tahun ini Jambore Sahabat Anak kembali meriah dengan peserta bervariasi.
Total 800 peserta terdiri dari anak marginal dari Jabobek (Jakarta, Bogor, Bekasi) dan Cianjur (anak penyintas bencana alam), volunteer, dan pengisi acara.
Selama acara berlangsung seluruh peserta menjalin persahabatan, mengembangkan potensi diri, serta memberikan kesempatan bagi anak-anak marginal untuk bermain dan belajar.
Sahabat Anak mengikutsertakan anak-anak binaan Sahabat Anak yang tersebar di 8 wilayah di Jakarta: Bojong Indah, Cijantung, Gambir, Grogol, Kota Tua, Manggarai, Rusunawa Cakung Barat, Tanah Abang, serta siswa sekolah informal Pusat Kegiatan Anak (PKA).
Selain itu, acara ini juga diikuti oleh anak-anak dari 7 organisasi lainnya yang merupakan Mitra Sahabat Anak yang turut melakukan pembinaan kepada anak-anak marginal di wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Cianjur.
Anak-anak Cianjur yang diikutsertakan merupakan anak-anak penyintas bencana alam gempa yang terjadi pada akhir November 2022 yang lalu.
Saulina Siregar, Ketua Pelaksana JSA XXV mengatakan, melalui kegiatan Jambore, JSA ingin menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas melalui sistem formal di sekolah, tetapi juga dari pendidikan non-formal untuk meningkatkan keterampilan.
Salah satu keterampilan bagi para peserta yang diangkat adalah sesi literasi digital. Menurut Saulina, di tengah perkembangan teknologi yang pesat, penting bagi anak-anak marjinal untuk belajar menggunakan media digital dengan bijaksana.
Selain itu, penting juga memastikan informasi yang disampaikan adalah akurat, dan berperan aktif dalam menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat, khususnya setelah tiga tahun menghadapi pandemi.
Berdasarkan data terakhir Kementerian Sosial tahun 2021, terdapat 9.113 anak jalanan di Indonesia. Angka ini dianggap masih rendah dan tidak mencerminkan jumlah sebenarnya yang sering tidak terdata dan tersembunyi.
Menurut World Bank, efek pandemi menimbulkan 5,5–8 juta orang miskin baru. Hal ini membuka peluang bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk turun ke jalan dan berpengaruh pada potensi meningkatnya jumlah anak jalanan di Indonesia.
Hadirnya Jambore Sahabat Anak diharapkan makin membuka kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengambil peran aktif dalam menjadi solusi menghadapi masalah sosial tersebut.
Acara ini juga memiliki makna khusus karena akan dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2023. Berbagai panggung pertunjukan telah disiapkan oleh para peserta, serta dalam kegiatan selama dua hari satu malam ini.
Ketua Yayasan Sahabat Anak Fransica Tuning mengatakan, sejak pertama kali didirikan tahun 1997, Sahabat Anak tetap konsisten menyuarakan keterlibatan publik dalam mewujudkan hak-hak anak Indonesia.
Salah satunya, ditunjukkan dengan Jambore Sahabat Anak yang telah dilaksanakan selama untuk yang kedua puluh lima kalinya. Sahabat Anak tidak henti-hentinya mengajak semua orang untuk hadir bagi anak marjinal melalui gerakan Sahabat Anak.
"Jambore Sahabat Anak menjadi momentum penting untuk memperjuangkan hak pendidikan anak-anak marjinal, memberikan mereka kesempatan yang sama untuk meraih mimpi cemerlang,” tutup Fransica.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.