Yudian juga selalu menegaskan bahwa tidak ada toleransi tanpa konsensus sebab kelak masing-masing standarnya akan berbeda.
"Masing-masing nanti punya warna antara kelompok yang satu dengan yang lainnya," tambah Yudian.
Melalui FGD ini, Yudian berharap forum ini dapat menjadi wadah ide-ide dan pandangan dari para tokoh agama, dibuat deklarasi tentang ke-Indonesiaan, khususnya etika dalam bermedia sosial, serta hasil deklarasi ini bisa disampaikan ke internal masing-masing organisasi kemasyarakatan.
Sementara, Rektor UIN Suka Al Makin mengatakan, FGD ini didasari kajian UIN Suka selama bertahun-tahun tentang hubungan persahabatan antar umat beragama maupun internal beragama.
Dalam banyak kajian UIN dari Aceh sampai Papua, ditemukan hasil bahwa persahabatan di kalangan remaja, anak, dan para mahasiswa umumnya didasari oleh kesamaan iman, kedaerahan, dan aliran.
"Jarang sekali persahabatan didasari lintas organisasi dan lintas iman," ujar Al Makin.
Oleh karena itu, Al Makin berpendapat bahwa ukuran moderasi beragama itu sederhana, yakni seberapa banyak teman kita yang tidak berbahasa sama dengan kita, tidak berorganisasi sama dengan kita, dan tidak sama cara beribadahnya.
"Maka mari kita tingkatkan persahabatan," lanjut Al Makin, "mari kita sosialisasikan di masyarakat dan medsos, bahwa kita semua bersahabat, berkawan, dan bersaudara. Saya kira ini sangat diperlukan dalam konteks ke-Indonesiaan yang sangat kaya.”
Bukan hanya itu, Al Makin juga menegaskan bahwa masyarakat harus kembali ke akar ke-Indonesiaan yang terdiri dari empat hal, yaitu keadilan, moderasi, kebajikan, dan persahabatan.
Menurutnya, kembali ke akar jati diri bangsa Indonesia sebenarnya sudah dilakukan oleh para pendiri bangsa. Misalnya, oleh Soekarno, Hatta, H Agus Salim, M Yamin, hingga Sutan Sjahrir, sudah mempelajari jati diri bangsa Indonesia sebelum proklamasi.
"M Yamin misalnya, sangat senang mengutip kitab Sutasoma, menggali sejarah Majapahit, ini luar biasa," kata M Yamin.
Dengan ini, Al Makin mengapresiasi langkah BPIP dalam menjaga, mengawal, dan terus menggali nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
FGD ini dihadiri oleh sejumlah kalangan. Dari BPIP, selain Yudian Wahyudi selaku kepala BPIP, juga hadir Sekretaris Utama BPIP DR Karjono, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Romo Benny Susetyo, Deputi Bidang Hubungan, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Prakoso.
Bukan hanya itu, para tokoh dan akademisi lain juga hadir seperti mantan Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin yang memandu jalannya FGD, Rektor UIN Suka Al Makin, Rektor IAIN Papua, dan ormas keagamaan di antaranya NU, Muhamadiyah, Al Washliyah, KWI, Gusdurian, Setara Institute, dan Syafii Ma'arif Institute.
Adapun dua agenda besar dalam kegiatan ini adalah dialog kebangsaan tentang moderasi beragama, deklarasi kebangsaan, dan talk show tentang penggunaan media sosial dalam membangun moderasi beragama di era revolusi industri 4.0.
(nay)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.