JAKARTA, KOMPAS.TV – Mencuci tangan dengan sabun adalah senjata sederhana mencegah penularan penyakit, sekaligus menciptakan generasi yang lebih sehat. Anjuran ini terus digaungkan, khususnya dalam momentum Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang jatuh pada 15 Oktober lalu.
Sesuai tema tahun ini, yaitu “Masa Depan di Tangan Kita”, masyarakat diminta untuk mengendalikan Covid-19 dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Meski terkesan sebagai perilaku sederhana, Cuci tangan pakai sabun merupakan kebiasaan baik yang dapat menyelamatkan banyak nyawa. Hal ini disampaikan Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro dalam keterangan pers yang ditayangkan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) KPCPEN.
“Praktik cuci tangan mampu membatasi penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid yang menjangkit sekitar 1,6 persen dari populasi rakyat Indonesia (data per Kamis, 14 Oktober 2021). Selain kesadaran memakai masker dengan baik dan menjaga jarak, praktik cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik berkontribusi signifikan dalam mencegah penularan virus,” kata Reisa, Jumat (14/10/2021).
Lanjut Reisa, praktik cuci tangan meningkat drastis pada masa pandemi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada 2018 proporsi populasi yang mempunyai kebiasaan cuci tangan dengan benar menurut wilayah kabupaten/kota di Indonesia masih di bawah 50 persen.
Namun setelah pandemi, berdasarkan pantauan relawan yang melaporkan pengamatan ke dashboard UNICEF dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, diketahui praktik cuci tangan sudah naik ke rata-rata 60 persen populasi.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi untuk Aktivitas di Ruang Publik
Begitu pula laporan hasil survei perilaku masyarakat pada masa pandemi yang dilakukan BPS pada 13-20 Juli 2021, memperlihatkan bahwa hampir 75 persen anggota masyarakat sudah sering cuci tangan.
“Terbukti, cuci tangan pakai sabun terkesan remeh, tapi ternyata sangat penting dan kontribusinya signifikan dalam mengantar kita ke situasi yang lebih kondusif ini,” tegas Dokter Reisa.
Selain itu, cuci tangan pakai sabun juga berdampak pada penurunan penyakit diare hingga 30 persen dan penyakit saluran pernafasan pada anak atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) hingga 20 persen. Kedua penyakit tersebut adalah penyebab utama kematian balita di Indonesia.
“Kemkeseh menyerukan agar semua orang, di manapun, harus melakukan CTPS karena ini adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ujar Reisa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.