“Ini merupakan norma berlandaskan agama dan budaya yang harus kita hormati,” katanya lagi.
“Terakhir, perempuan juga masih rentan menerima kekerasan. Masyarakat setempat tidak takut melihat seragam yang saya kenakan. Mereka masih melihat saya sebagai perempuan lemah,” lanjutnya.
Terkait hal tersebut, Pelatih CSO Direktorat Operasi Dukungan Perdamaian, Angkatan Militer Republik Fiji, Mayor Jone Kuruduadua Verebasaga mengatakan bahwa negaranya juga menemui masalah yang sama.
“Terdapat tantangan fisik terkait kondisi alam yang berbeda, juga tantangan sosial, termasuk memahami budaya lokal, kepercayaan, dan tradisi; pelecehan hak asasi manusia, pelecehan seksual, pelindung warga sipil, ini adalah tantangan yang bisa mempengaruhi psikologis,” ungkapnya.
Respon Indonesia
Letkol Herly berpendapat perlunya perubahan pola pikir untuk mengatasi berbagai kendala sosial-budaya agar sesuai dengan kebutuhan kontemporer. Sementara, kapasitas kemampuan dapat ditingkatkan selama dan setelah pelatihan, atau dengan melakukan seleksi awal calon perwira terbaik yang akan dilatih di PMPP TNI.
“Untuk perekrutan personel perempuan, kita hanya memberi ilmu, terus menyemangati, dan meningkatkan minat. Peningkatannya mungkin tidak signifikan seperti yang kita harapkan, tetapi setidaknya ada penambahan yang lebih baik dari sebelumnya,” tutur Letkol Herly.
Sementara itu, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pertahanan Indonesia, Anak Agung Banyu Perwita mengatakan, diperlukan respon domestik yang sangat kuat.
Setiap negara anggota PKO (UN under secretary-general for peacekeeping operations) harus memiliki kebijakan pertahanan yang sangat jelas dan koheren.
Tidak hanya fokus pada penambahan jumlah personel, Indonesia juga perlu mengusulkan peningkatan industri pertahanan.
“Indonesia telah mengirimkan kendaraan angkut tempur, Anoa dan Komodo. Ini cukup penting bagi Indonesia untuk meningkatkan teknologi ke tingkat internasional untuk berkontribusi melalui industri pertahanan,” kata Prof. Banyu.
Menurutnya, Indonesia juga dapat mengoptimalkan fungsi Indonesia Peace and Security Center (IPSC) dan hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Fiji. Prof. Banyu menyebut langkah ini dengan “diplomasi aktif dan efektif”.
Baca Juga: Indonesia Kembali Calonkan Diri sebagai Anggota Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana PBB
“Kita dapat meningkatkan kerjasama bilateral dalam konteks PKO. Kami memiliki IPSC di Sentul, Indonesia dan Fiji dapat melakukan pelatihan bersama sebagai persiapan sebelum mengirim personel ke misi tertentu,” sambungnya.
Dengan rujukan-rujukan tersebut, Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam PICs dapat memainkan peran yang signifikan dalam menjaga dan meningkatkan kapasitas kontribusinya untuk perdamaian dunia.
Langkah Pemri di Dalam Negeri
Pada tataran domestik, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa konflik dalam negeri dapat menjadi polemik yang turut berpengaruh dalam interaksi internasional di kawasan.
Untuk itu, berbagai langkah penanganan telah dilaksanakan, termasuk dengan peningkatan pembangunan dan pemeliharaan kesejahteraan setempat. Pemeliharaan keamanan dan ketertiban juga diupayakan melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur.
Demikian penjelasan Deputi V bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan dan Hak Asasi Manusia, Jaleswari Pramodhawardani, serta Deputi Kerja Sama Internasional BNPT RI, Andhika Chrisnayudhanto.
Mendukung upaya tersebut, Founder dan Executive Director dari Verve Research, Natalie Sambhi juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara fokus internal dan eksternal militer untuk meningkatkan kapasitas dan peran mereka.
“Jika mengambil contoh di Indonesia, kita bisa mencoba mengubah budaya militer sesuai dengan kepentingan domestik, seperti memperluas pertahanan laut, meningkatkan kapasitas TNI, melanjutkan pengiriman angkatan darat ke wilayah darat operasional penjaga perdamaian,” tegas Natalie.
Lanjutnya, “Bagus bagi Indonesia untuk lebih aware dengan wilayah maritimnya dan untuk meningkatkan kekuatan maritimnya.”
Pekerjaan rumah untuk menjaga stabilitas dalam negeri menjadi krusial untuk mencerminkan keberhasilan kontribusi Indonesia terhadap perdamaian, baik di kawasan maupun global.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.