Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
BANJARMASIN, KOMPASTV - Seni tutur menjadi ciri khas budaya masyarakat Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan.
Sayangnya lamut sebagai salah satu seni tutur yang ada, sudah mulai punah.
Sosok satu ini amat mencintai budaya lamut.
Sebutannya saja sudah sang maestro lamut dari banjarmasin, Gusti Jamhar Akbar.
Pria berusia 77 tahun yang akrab disapa kakek Jamhar ini masih setia memainkan lamut, seni bertutur khas masyarakat banjar sejak berumur 13 tahun.
Kepandaiannya memainkan lamut ini lantaran seringkali menghayati syair-syair Lamut Rasmono.
Ayah Jamhar yang sering melantunkan syair-syair lamut di pementasan, hingga dirinya menjadi pemain lamut paling muda di zamannya.
Sepanjang tahun 1960 hingga 1980, menjadi masa kejayaan lamut yang dipentaskannya.
Setiap pekan, Kakek Jamhar banjir undangan dari para warga yang kepalang senang dengan penampilannya.
Menginjak usianya yang sudah 77 tahun kakek Jamhar dirundung kegelisahan.
Lamut yang sudah turun temurun diwariskan ayahnya diambang punah.
Untuk itu agar tetap dilestarikan sekolah tinggi ilmu keguruan dan ilmu pendidikan PGRI Banjarmasin yang menggelar visualisasi lamut dalam bentuk sendratari kolosal dengan judul ma urak ma andung lamut bujang maluala, diiringi rekaman lamut dari kakek Jamhar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.