A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Bukan Buang Sial, Ini Makna Melepas Burung Pipit di Imlek

Kompas TV video cerita indonesia

Bukan Buang Sial, Ini Makna Melepas Burung Pipit di Imlek

Kompas.tv - 23 Januari 2020, 11:55 WIB
bukan-buang-sial-ini-makna-melepas-burung-pipit-di-imlek
Burung Pipit Dijual Untuk Fang Sheng, di Depan Vihara Dharma Bhakti (Sumber: Dok Content Creator KompasTV Yuilyana )
Penulis : Yuilyana

Ini dia tradisi melepas burung yang masih dilakukan beberapa masyarakat Tionghoa.

Burung yang dilepas jenisnya burung pipit.

Tradisi ini disebut Fang Sheng atau menerbangkan burung pipit.

Biasanya penjual burung sudah ada di depan vihara yang didatangi warga Tionghoa ketika memanjatkan doa.

Biasanya 2 minggu atau 1 minggu sebelum Imlek dirayakan.

seperti yang tim KompasTV temukan di Vihara Dharma Bhakti, umat yang datang berdoa, mereka juga menyempatkan membeli sekeranjang burung.

Jumlahnya variasi, bisa 30, 40 , 50 atau bahkan 100 ekor burung pipit.

Melepas Burung Pipit di Vihara Dharma Bhakti (Sumber: KompasTV)

“ya ini tiap tahun dilakukan, maknanya untuk melepas makhluk hidup ke alam liar, jadi bukan buang sial,” ungkap seorang ibu yang melepaskan burung bersama suaminya.

Harga yang ditawarkan penjual burung pipit, per-ekor bisa dijual mulai dari Rp 1000 hingga Rp 2000.

 Tidak harus burung, pemilihan jenis binatang yang akan dilepaskan sebenarnya disesuaikan dengan kondisi lokasinya.

Dikutip dari laman Budaya Tionghoa, makna Fang Sheng yang sesungguhnya bertujuan membebaskan binatang-binatang tersebut  dari kehidupan yang terbelenggu.

Fang Sheng sudah ada sejak ribuan tahun lalu di China, kemudian menjadi budaya tersendiri dan terbawa hingga turun temurun.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x