JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi kolega dan kawan yang mengikuti perjalanan hidupnya, Arifin Panigoro, tak cuma seorang pebisnis minyak yang sukses.
Bendera grupnya, Meta Epsi Drilling Company atau disingkat Medco, merupakan perusahaan bisnis minyak terkemuka di Indonesia.
Medco yang dipimpin Arifin sukses ada di deretan perusahaan minyak internasional.
Tapi, di balik semua sukses bisnis itu, Arifin adalah seorang aktivis pro-demokrasi.
Beliau adalah seorang aktivis di masa menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Dan saat reformasi 1998, Arifin menjadi salah satu yang menjadi pendukungnya, di antara mahasiswa.
Dari aktivis, peran politik Arifin lengkap saat menjadi petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Arifin adalah Ketua Fraksi DPR PDI-Perjuangan saat Megawati Soekarnoputri, menjadi Presiden kelima Republik Indonesia.
Arifin, ingin Indonesia berada dalam jalur demokrasi.
Maka, tak segan, bersama beberapa tokoh masyarakat pro demokrasi, Arifin menemui Presiden Joko Widodo, kala penolakan terhadap revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi, terjadi.
Namun, selain untuk pro demokrasi, Arifin juga aktif di bidang gerakan kesehatan masyarakat.
Arifin aktif dalam penanggulangan tuberkulosis di Indonesia.
Sumbangsihnya, di masyarakat dan politik nasional, diganjar dengan Bintang Mahaputera Nararya, oleh Presiden Joko Widodo, pada 15 Agustus 2019.
Setelahnya, pada 13 Desember 2019, Arifin diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden di periode kedua Joko Widodo.
Maka, dengan dimensi yang bervariasi, kolega yang kehilangan juga tak melulu dari pebisnis, dan ekonomi, tetapi juga para pegiat di kemasyarakatan.
Arifin telah berpulang, di usia 76 tahun, setelah berjuang dalam perawatan di Mayo Clinic Rochester, Minneapolis, Amerika serikat. Arifin menderita kanker paru-paru.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.