Kompas TV tekno internet

NFT Kompas Kembali Rilis Koleksi Baru dengan Tema "Loka/Masa", Harga Mulai Rp21 Ribu

Kompas.tv - 12 Oktober 2022, 04:45 WIB
nft-kompas-kembali-rilis-koleksi-baru-dengan-tema-loka-masa-harga-mulai-rp21-ribu
NFT Kompas kembali menghadirkan rilisan baru koleksi karya yaitu Narasi Foto Terkurasi dengan total 3.249 NFT. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - NFT Kompas kembali menghadirkan rilisan baru koleksi karya yaitu Narasi Foto Terkurasi. 

Total akan ada 3.249 NFT (57 foto, masing-masing 57 edisi) berupa foto karya fotografer harian Kompas yang dirangkum dalam tema “Loka/Masa”. Nantinya, koleksi ini akan dikeluarkan bertahap dari September hingga Desember 2022.

Narasi Foto Terkurasi merupakan project dari harian Kompas untuk menghadirkan arsip foto yang dihasilkan fotografer dan jurnalis sejak tahun 1965 ke dalam blockchain.

Project ini adalah percabangan dari Narasi Fakta Terkurasi yang sudah dirilis terlebih dahulu pada 28 Juni 2022, dengan merilis NFT arsip halaman muka koran Kompas.

Fotografi merupakan salah satu pokok jurnalistik semenjak media cetak muncul. Banyak peristiwa sejarah yang direkam melalui berbagai foto ikonik penanda zaman.

Kehadiran pewarta foto pada suatu peristiwa, yang menangkap dan mengabadikan momentum, sama pentingnya dengan jurnalis tulis.

Sebagai ikhtiar untuk menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas, sejak mula harian Kompas berinvestasi pada pewarta-pewarta foto. 

Baca Juga: Usai Pecahkan Rekor 10 Miliar Views YouTube, NFT Baby Shark Akan Rilis Lagi

Tidak sekadar berbekal kemampuan teknik fotografi, mereka juga dilatih mempertajam naluri untuk mencium narasi dan “nyawa” dari sebuah peristiwa. 

Para fotografer andal telah silih berganti mewarnai halaman Kompas, mulai dari Kartono Riyadi, Julian Sihombing, Arbain Rambey, hingga generasi fotografer yang masih aktif kini.

Pada gelar wicara di Twitter Spaces bertajuk “Wajah Fotografi: dari Jurnalistik hingga NFT”, Jumat (16/9/2022), yang sekaligus menjadi penanda peluncuran Narasi Foto Terkurasi, fotografer Kompas Heru Sri Kumoro menceritakan kekhasan fotografi jurnalistik di Kompas. 

Pewarta foto Kompas dididik sebagai jurnalis, bukan sekadar juru foto. Mereka dibekali kemampuan meriset, menulis, dan kepekaan untuk menakar signifikansi peristiwa. 

Oleh karena itu, foto-foto yang dihasilkan bukan hanya menarik dari sisi visual, tetapi juga kuat dari sisi naratif.

Munculnya teknologi blockchain membuka peluang untuk menerbitkan karya fotografer Kompas. 

Melalui project Narasi Foto Terkurasi, karya-karya fotografi tersebut akan dirilis dalam bentuk NFT untuk bisa dikoleksi secara digital. 

Baca Juga: Daftar Klub Liga 1 yang Rilis NFT: Persija, PSS & Bali United, Harga Mulai Rp25 Ribu

Harapannya, sama seperti project sebelumnya, momentum dan peristiwa yang direkam dari mata lensa harian Kompas bisa menemukan apresiator yang akan berkontribusi merawat memori secara kolektif.

Skena fotografi dalam bentuk NFT sendiri, sebagaimana seni rupa, sudah cukup berkembang. Banyak talenta dan kreator yang menginspirasi harian Kompas untuk turut mewarnai skena ini, dengan semangat apresiasi terhadap kreasi.

Harian Kompas, melalui rangkaian project NFT, berharap skena ini melahirkan harapan dan jalan baru
bagi berseminya kreasi dan potensi ekonomi yang tumbuh bersamanya.

Baskara Puraga, pegiat fotografi dan NFT yang juga hadir di Twitter Spaces “Wajah Fotografi: dari Jurnalistik hingga NFT”, optimistis akan peluang baru karya-karya foto di jagat NFT.

“Ada banyak karya foto yang dari sisi visual atau narasi punya nilai, tetapi tidak punya cukup ruang untuk diapresiasi. Dengan NFT, karya-karya ini jadi punya ruang. Dari sudut pandang saya, fotografi di NFT punya potensi yang besar di masa mendatang,” ujar Aga, sapaan akrabnya.

Project Narasi Foto Terkurasi akan membawa harian Kompas berkenalan dengan beragam skena foto yang sudah lebih dahulu eksis di berbagai jaringan blockchain.

Keunikan dan identitas masing-masing skena ini akan memengaruhi karya fotografi seperti apa yang akan dibawa harian Kompas ke beragam jejaring blockchain.

Baca Juga: Harian Kompas Luncurkan NFT di HUT Ke-57, Bukti Terus Berinovasi!

“Loka/Masa”, rilisan pertama Narasi Foto Terkurasi

Sebagai langkah pertama, harian Kompas merilis koleksi yang diberi judul tema “Loka/Masa”. Pada koleksi ini, 57 foto karya fotografer harian Kompas dirilis melalui jaringan Tezos, salah satu blockchain dengan skena fotografi yang sudah cukup berkembang. 

Dengan demikian, harian Kompas berkesempatan untuk belajar, menyerap, dan berjejaring dengan para kreator dan komunitas yang sudah terlebih dahulu merintis aktivitas berbagi kreasi.

Ade Andryani, anggota komunitas NFT Indonesia, mengaku merasa nyaman menggunakan blockchain dari Tezos. 

“Saya pilih Tezos karena menurut saya blockchain ini ramah dengan biaya minting yang murah dan dukungan komunitasnya bagus,” tutur Ade. 

Ia menjual beberapa karya fotonya di blockchain ini, selain tentu saja juga mengoleksi karya-karya NFT dari kreator lain.

Selain skena yang sudah terbentuk, jaringan Tezos juga memiliki interface sederhana yang ramah pengguna. 

Dengan biaya transaksi (gas fee) yang relatif rendah, jaringan blockchain yang mengadopsi tagar #CleanNFT ini juga membuka peluang bagi mereka yang baru berkenalan dengan dunia NFT. 

Baca Juga: Harian Kompas Jadi Media Massa Pertama di Indonesia yang Luncurkan NFT

Oleh karena itu, rilisan Narasi Foto Terkurasi Loka/Masa juga ditujukan untuk memperkenalkan koleksi NFT foto kepada para pengguna mula.

Koleksi foto Kompas bisa didapatkan pengguna mulai harga 1 $XTZ atau sekitar Rp21.000.

Rilisan Loka/Masa bisa dikoleksi melalui lokapasar Objkt.com. Foto-foto tersebut diseleksi dari karya-karya foto rentang tahun 2003 hingga 2018. 

Karya-karya ini disarikan dari arsip foto yang pernah dikurasi untuk buku fotografi Unpublished (2014)
dan Sportscapes (2018).

Total terdapat 17 fotografer yang berkontribusi pada rilisan perdana ini. Masing-masing foto akan dirilis sejumlah 57 edisi, sesuai dengan usia harian Kompas pada tahun ini.

Sebagaimana produk jurnalisme, setiap foto membawa narasi dan informasi yang memuat kaidah jurnalistik, termasuk stempel identitas loka (place) dan masa (time). 

Foto yang dirilis juga masih membawa marwahnya sebagai produk jurnalistik yang mempunyai karakteristik sans olah dan manipulasi yang bisa mendistorsi narasi faktualnya.

Baca Juga: Binance Gandeng Cristiano Ronaldo untuk Luncurkan Koleksi NFT Eksklusif

Total 3.249 NFT (57 foto, masing-masing 57 edisi) berupa foto karya fotografer harian Kompas ini bisa dikoleksi melalui rilisan “Loka/Masa” yang disebar dari bulan September hingga Desember 2022. 

Setiap koleksi NFT bisa dikonversi ke dalam poin yang bisa ditukar dengan sejumlah utilitas menarik dari role di kanal komunitas, membership, hingga produk fisik eksklusif.

Dengan nilai tambah tersebut, kolektor tidak hanya mendapatkan digital collectibles, tetapi juga mempunyai aset lainnya di dunia nyata.

“Model ini diharapkan bisa semakin memperkenalkan project berbasis NFT ke khalayak yang lebih luas. Hal ini sesuai dengan misi harian Kompas dengan rangkaian project-nya, yaitu memperkenalkan skena NFT sebagai lahan untuk memberi apresiasi terhadap sebuah kreasi,” ujar Project Lead NFT Kompas Helman Taofani.

Sebagai bagian langkah mula, rilisan “Loka/Masa” tentunya akan diikuti dengan berbagai program lainnya. 

Semua masih membawa benang merah dari project besar NFT Kompas yang telah dimulai sejak Juni lalu, yaitu memperkenalkan produk-produk jurnalistik berkualitas. 

Harian Kompas melihat bahwa project ini bagian dari upaya meraba di titik awal perkembangan teknologi web 3, jaringan blockchain, dan penggunaan NFT yang bisa memberi manfaat baik bagi kreasi dan jurnalisme. 

Baca Juga: Coba Fitur Baru, Siap-siap Pamer Koleksi NFT di Instagram!



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x