Untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan potensi peretasan semacam ini, Teguh memberikan sejumlah tips keamanan akun medsos, khususnya untuk para jurnalis.
Di aplikasi WhatsApp (WA), Anda bisa mengaktifkan two-step verification di bagian pengaturan privasi. Hal yang sama juga dapat dilakukan di Telegram.
Bedanya, WA menggunakan PIN, sedangkan Telegram menggunakan password.
"Kami sangat menyarankan autentikasi dua langkah, ia cukup membantu untuk mencegah pelaku bisa login," kata Founder of Ethical Hacker Indonesia itu.
Hindari mengaktifkan verifikasi dua langkah melalui SMS atau nomor handphone.
Anda bisa memanfaatkan aplikasi TFA pihak ketiga, misalnya Google Authenticator, Microsoft Authenticator, Authy by Twilio, 2FA Authenticator, atau Duo Mobile.
Aplikasi tersebut akan melindungi Anda dari serangan hacker karena memberikan tambahan lapisan keamanan.
"Ketika kita sudah mengaktifkan Two-Factor Aunthetication itu agak membantu untuk mencegah pelaku bisa mengakses lebih jauh lagi," jelas Teguh.
Anda bisa mencoba mengaktifkan virtual number, misalnya menggunakan nomor virtual dengan kode luar negeri.
Nomor ini dapat menjadi tempat menerima pesan verifikasi, sehingga SMS tidak langsung masuk ke kartu SIM yang terpasang di perangkat atau handphone kita.
Cara ini juga dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat dirinya di-doxing oleh hacker Bjorka beberapa waktu lalu.
"Pencegahan sampai level tanpa gangguan, mulai sekarang bisa aktifkan virtual number, bukan nomor lokal ya, kita ikuti cara Pak Plate, ganti nomor US misalnya," jelas Teguh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.