KOMPASTV - Naik- naik ke puncak gunung, liat beras kok pundung, gimana ga pundung, wong harganya terus naik bikin dompet menangis. Kalo kaya begini kan jatohnya balik lagi ke impor kita, loh loh lohh gak bahaayaa taa????
Coba nih di cek dulu harga beras versi bapanas, yang premium per kilonya di 14.230 rupiah dan yang medium per kilonya di 12.570 per kilonya, waduh, bingung kenapa bisa mahal cuma buat makan sehari-hari.
Walaupun tidak dapat dipungkiri harga beras naik juga karena beberapa faktor seperti fenomena el nino yang memengaruhi produksi padi.
Kalau kita lihat kenaikan harga beras pertahunnya, naik terus angkanya.
Beras ini kan datanya yang pegang banyak benerrrr, ada kementerian pertanian, Bapanas, BPS, Kemendag, Bulog juga. Masa lima institusi besar dan kredibel gagal pegang kendali beras???
Masalahnya naik gak wajar, di atas harga eceran tertinggi, atauu kalau keseringan nggak wajar dianggap jadi biasa aja?
Jangan sampai stereotype bahwa beras adalah komoditas politik itu benar adanyaaa, rakyat butuhnya yang konkret. Mau datanya nggak seragam, tupoksi institusinya beda-beda, yang penting harga stabil, karena gaji maupun upah juga geraknya gak liar, alias selalu kelindes inflasi.
Terus sekarang yang jadi pertanyaan gimana supaya kebutuhan beras kita terpenuhi? Ya impor mau gamau. Bedasarkan data bulog.co.id impor beras ditugaskan sampai sebanyak 2.3 juta ton, tapi baru terealisasi sebanyak 1.6 juta ton, bisa dibayangkan untuk memberi makan warga negara indonesia aja kita bisa tuh impor segitu banyak. Terus meskipun banyak faktor yang memengaruhi produksi beras, memangnya ga pernah belajar dari tahun sebelum-sebelumnya? Masa mau impor terus?
Saksikan program talkshow B-talk bersama jurnalis KompasTV Mysister Tarigan setiap hari selasa pukul 22.00 wib hanya di KompasTV
Saksikan tayangan lengkapnya di Link berikut :
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.