Kompas TV saintek teknologi

Bagaimana Nasib Satria dan Palapa Ring BAKTI usai Starlink Beroperasi di Daerah 3T?

Kompas.tv - 5 Juni 2024, 07:05 WIB
bagaimana-nasib-satria-dan-palapa-ring-bakti-usai-starlink-beroperasi-di-daerah-3t
Antena layanan internet berbasis satelit, Starlink yang disedekahkan Elon Musk di Izyum, Ukraina. (Sumber: Washington Post/Yasuyoshi Chiba)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyedia jaringan internet milik Elon Musk, Starlink, telah beroperasi di Indonesia. Namun, masuknya Starlink ke Indonesia hingga di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dinilai bisa mengancam bisnis internet satelit lokal seperti Satria dan Palapa Ring BAKTI.

Direktur Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Aju Widya Sari menjelaskan bahwa Starlink sudah memenuhi seluruh persyaratan yang dibutuhkan dalam pengajuan izin penyelenggaraan telekomunikasi.

Persyaratan tersebut antara lain seperti adanya kantor, Network Operation Center (NOC), IP Address, AS Number, gateway, keamanan, dan pusat pelayanan konsumen.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, layanan internet berbasis Starlink milik Elon Musk itu telah sepakat membuka kantor di Indonesia.

Akan tetapi, pengamat telekomunikasi yang juga Dosen Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Dr Ian Josef Matheus Edward, menilai pernyataan Menkominfo tersebut tersirat bahwa Starlink sebetulnya belum membuka kantornya di Indonesia.

Padahal, adanya kantor dan NOC merupakan syarat mutlak mendapatkan izin penyelenggaraan telekomunikasi.

Ian pun mempertanyakan perbedaan pernyataan Menkominfo dengan Direktur Telekomunikasi Kominfo yang terkesan tidak memiliki makna yang sama.

"Padahal Menkominfo adalah pemimpin tertinggi di Kominfo yang membawahi Direktur Telekomunikasi. Aneh aja menteri sama direkturnya tak kompak. Masa Direktur Telekomunikasi menyanggah pernyataan Menkominfo," kata Ian dikutip dari Tribunnews.

"Lalu informasi mana yang benar itu? Ini menunjukkan inkonsistensi informasi yang disampaikan antarpejabat di Kominfo dalam pengurusan izin penyelenggaraan telekomunikasi Starlink. Pernyataan antarpejabat yang bertentangan ini menunjukan adanya potensi informasi yang ingin ditutupi,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Telekomunikasi Kominfo juga menyampaikan, masyarakat di daerah 3T menganggap kehadiran BTS BAKTI tidak terlalu membantu.

Baca Juga: 4 Kelebihan dan Kekurangan Internet Satelit Starlink Milik Elon Musk

Aju menilai keluhan masyarakat di daerah 3T ini disebabkan mereka tak mendapatkan layanan broadband yang baik. Ini disebabkan jaringan backhaul atau pengalur jaringan yang dipakai BTS USO menggunakan VSAT. 



Sumber : Tribunnews



BERITA LAINNYA



Close Ads x