"Lebih baik bila orang yang berpuasa tersebut sudah tidak lagi makan dan minum dan sudah melakukan imsak sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar atau masuknya waktu subuh," jelas dia.
Namun, hal itu bukan berarti pelarangan makan dan minum di waktu imsak.
Menurutnya, anjuran untuk menyelesaikan makan dan minum sebelum memasuki imsak untuk mengatasi kekhawatiran jam yang tidak tepat.
"Boleh (makan dan minum), cuma khawatirnya jam kita tidak tepat, sehingga dikhawatirkan waktu subuh sudah masuk dan kita masih makan," kata Anwar.
"Oleh karena itu sebaiknya kita hati-hati, untuk itulah diperlukan waktu imsak," sambungnya.
Baca Juga: Libur Nyepi dan Munggahan, Arus Lalu Lintas di Tol Pasteur serta Simpang Jomin Padat
Soal keterkaitan imsak dengan mengakhirkan sahur, ia menjelaskan bahwa waktu sahur sebaiknya tidak dilakukan pada jam 2 pagi.
"Tapi juga jangan masih makan waktu salat Subuh sudah masuk. Untuk itu dibuat waktu imsak. Kalau masih ada satu suap dua suap di mulut, ya selesaikan. Tiga menit selesai dengan minum, jadi masih ada sisa waktu tujuh menit," tuturnya.
Anwar mengatakan, penerapan waktu imsak juga berlaku ketika berbuka puasa, yaitu menunda berbuka sejenak setelah tenggelamnya matahari. Hal itu dilakukan agar dapat menyempurnakan proses menahan diri dari yang membatalkan puasa di antara kedua waktu tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.