Kendati dilarangnya perempuan untuk menyentuh mushaf saat haid, tidak menjadikan perempuan tidak bis mendapat pahala dari membaca kitab suci.
Perempuan tetap bisa mendapat pahala membacanya dengan melakukan murajaah hafalan atau membaca Al-Qur'an, bisa menggunakan terjemah sebagai pengganti amalan membaca kitab suci umat Islam tersebut.
Ketiga istikamah beristighfar.
Istighfar merupakan serangkaian amalan yang juga mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Haid tidak menjadikan halangan bagi perempuan untuk terus mengamalkan istighfar.
Dalam haditsnya, Rasulullah menjelaskan tiga keutamaan bagi seseorang yang istikamah dalam membaca istighfar.
Sabda Nabi: Barangsiapa yang istikamah membaca Istighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, Allah akan memberinya kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan Allah akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (HR Imam Abu Daud).
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid, Persiapan Salat Idulfitri 1443 H
Dalam Islam diajarkan untuk kita untuk selalu menjaga kebersihan dalam kondisi apapun. Termasuk dalam kondisi haid, maka sebaiknya tetap menjaga kebersihan.
Nabi bahkan pernah menyuruh istrinya, Aisyah, untuk senantiasa menjaga kebersihan, meskipun dalam kondisi haid.
Disebutkan dalam hadits dari Aisyah, bahwa ketika Aisyah mengikuti haji bersama Nabi Muhammad SAW, sesampainya di Makkah beliau mengalami haid.
Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya: “Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan bersisirlah…” (HR Bukhari 317 & Muslim 1211).
Itulah empat ibadah yang tetap bisa dilakukan meskipun seorang perempuan sedang haid. Wallahu a'lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.