JAKARTA, KOMPAS.TV – Haji Wada’ yang terjadi pada 9 Zulhijah 10 H akan dikenang dalam sejarah Islam sebagai momen paling memilukan.
Betapa tidak, Haji Wada’ yang bermakna haji perpisahan adalah peristiwa ketika umat muslim harus merelakan Nabi Muhammad tidak akan bersama mereka lagi.
Diceritakan oleh Martin Lings dalam Biografi Muhammad: Kisah Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Serambi, 2007), para sahabat dan umat muslim tidak bisa menahan air mata ketika Haji Wada'.
Haji Wada’ adalah momen perpisahan Nabi Muhammad saat berhaji sekaligus meneguhkan agama Islam yang beliau bawa telah sempurna dalam sebuah pidato di Arafah.
Dikisahkan, berita tentang Nabi akan berhaji sudah santer terdengar di Madinah usai Ramadan tahun itu. Dan, benar saja, usai bulan Syawal berlalu, beliau memimpin sendiri 30.000 muslim untuk berjalan kaki ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Singkat cerita, Nabi pun sampai ke Makkah dan melakukan ritual ibadah haji.
“Tahukah kalian, tanah apakah ini?” tanya Nabi kepada para sahabat.
“Tanah suci,” kata seorang sahabat.
“Tahukah kalian, hari apakah ini?” tanya Nabi sekali lagi.
“Haji besar,” jawab sahabat.
Obrolan itu merujuk pada tempat bernama Arafah yang akan menjadi tempat Nabi berpidato dalam Haji Wada'.
Sebuah pidato menyentuh dalam Haji Wada’ yang membuat muslim menitikkan air mata.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Memberi Makan Orang yang Hendak Membunuhnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.