JAKARTA, KOMPAS.TV - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa Gus Baha bercerita, ia sering ditanya oleh orang, khususnya oleh orang Jakarta, tentang bagaimana hukum menggunakan air PDAM untuk bersuci atau mandi wajib.
Pasalnya, di Jakarta dan kota-kota besar biasanya air PDAM berasal dari sungai-sungai yang terkadang kotor.
Sungai itu, kata Gus Baha, diolah menjadi macam-macam, jadi seolah-olah air itu bersih. Padahal air itu bisa jadi berasal dari limbah, kotoran maupun—maaf tinja perumahan.
Lantas, bagaimana hukumnya? Apalagi banyak yang takut dan was-was terkait kenajisan air tersebut.
Dengan nada bercanda, Gus Baha lantas bertanya balik kepada orang yang was-was saat memakai air PDAM untuk bersuci itu.
“Lha, kamu pakai atau tidak? Dijawab iya,” kata Gus Baha dalam ceramah di akun resminya, Santri Gayeng. KOMPAS TV sudah mendapatkan izin resmi untuk mengutip pernyataan beliau.
Lantas beliau menjelaskan pelbagai hal dan pendapat soal najis. Mulai dari soal air dari hewan yang beberapa ulama membolehkan, tapi untuk urusan air yang dari manusia banyak yang tidak boleh.
“Kalau menurut saya, asalkan tidak terlalu terlihat najis. Asal tidak terlalu bau kotoran, maka air seperti PDAM tadi masih bisa digunakan. Suci itu,” tandasnya.
Baca Juga: Gus Baha Berkisah Malaikat Azab dan Malaikat Rahmat Bingung Catat Amal Orang Tipe Begini
Gus Baha mengaku sering dibantah oleh beberapa orang yang was-was menggunakan air PDAM dengan pertanyaan, bukankah muasal atau asal-asul dari air itu bisa jadi najis?
“Waduh, kok repot pakai asal-usul segala,” tandasnya dengan gurau.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.