JAKARTA, KOMPAS.TV - Ini kisah sahabat zaman Khalifah Umar bin Khattab dan seorang pejabat yang menolak mendapatkan tunjangan. Padahal ia sudah bekerja keras dan gajinya pun tak seberapa. Pejabat itu bernama Abdullah bin Sa’di.
Pada awalnya Khalifah Umar tidak tahu ada salah satu bawahannya yang menolak tunjangan dan gaji yang jadi hak pejabat itu.
Namun, salah seorang pihak administratif memberi laporan, ada duit yang tersisa dan dana itu diberi keterangan untuk sedekah, untuk orang-orang miskin.
Umar pada awalnya berang. Ia lalu menemui orang itu untuk meminta konfirmasi.
“Wahai sahabatku, bukankah urusanmu begitu banyak. Engkau juga berhak mendapatkan tunjangan gaji,” tanya Khalifah Umar ketika sidak ke tempat ia bekerja
“Iya, tugasku mengabdi untuk rakyat, Wahai Amirul Mukminin,” jawabnya.
“Iya, tapi apa alasanmu tidak mau menerima gaji ini?” tanya Umar sekali lagi.
Sahabat itu diam sebentar.
“Wahai, Amirul Mukminin. Saya sudah cukup. Saya punya beberapa kuda, juga sedikit harta. Jika diperbolehkan, saya ingin gaji dan tunjangan itu untuk sedekah bagi mereka yang butuh, orang-orang miskin di sekitar kita,” jawabnya.
Umar pun tersenyum mendengar ketulusan itu.
“Janganlah berbuat begitu, Sahabatku,” kata Umar.
Baca Juga: Kisah Sahabat Jadi Maling Harta Umat: Didoakan Masuk Surga, Malah Kejeblos ke Neraka
Lalu Umar pun bercerita, ia pernah melakukan hal serupa seperti Abdullah Sa’di. Gajinya diserahkan untuk rakyat miskin. Lalu, ia dipanggil oleh Rasulullah.
“Sahabatku Umar,” kata Nabi. “Ambillah lagi uang ini,” tambah Beliau.
“berikanlah kepada yang lebih membutuhkan ya Rasulullah,” jawab Umar.
Lalu, Nabi mengambilnya dan memberikannya lagi kepada Umar.
“Wahai Rasulullah, berikanlah kepada orang yang lebih membutuhkan dari saya,” jawab Umar.
Nabi lalu bersabda.”Ambil dan miliki uang itu, kemudian kamu boleh menyedekahkannya. Harta (tunjangan gaji) ini untukmu, sedangkan engkau tidak mengharapkannya, juga tidak memintanya.”
Baca Juga: Tips Umar bin Khattab Menilai Seseorang Layak Jadi Sahabat Terbaik atau Tidak
Umar pun memberikan gajinya untuk rakyat. Kisah obrolan dua orang saleh ini terdapat dalam Shahih Bukhari.
Akhirnya Abdullah Sa’di pun mengambil tunjangan dan gaji sebagai pejabat, lalu diserahkan kepada orang-orang miskin di sekitarnya.
Sebab, uang itu memang haknya sebagai pejabat yang telah bekerja. Tapi, Abdullah pun memiliki hak untuk memberikan orang sekitar yang, seperti kata Umar, lebih membutuhkan daripada dirinya. Wallahu a’lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.