Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
SURABAYA, KOMPAS.TV - Kota Surabaya menjadi zona hitam penyebaran virus corona (Covid-19). Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 2.748 kasus hingga Selasa (2/6/2020).
Dalam peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengaku heran dengan warna hitam tersebut.
Baca Juga: Jawa Timur Tertinggi Penambahan Kasus Corona, Surabaya Zona Hitam
Menurutnya, tidak ada indikator ilmiah tentang pelabelan zona hitam untuk Kota Surabaya.
"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya, ada enggak warnanya hitam? Itu pertanyaan saya, ini yang tadi didiskusikan," kata Fikser dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Pemprov Diminta Beri Penjelasan
Fikser mengingatkan, pemberian warna tak bisa dilakukan sesuka hati. Hal itu harus berdasarkan landasan keilmuan yang pasti.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur pun diminta menjelaskan makna warna dalam peta penyebaran Covid-19 tersebut.
Fikser menyebut DKI Jakarta saja tak memasang warna hitam, namun masih warna merah dalam peta penyebaran Covid-19 mereka.
"Ini yang bikin kita jadi bertanya, kenapa Surabaya dikasih itu (warna hitam). Seharusnya dikasih alasan-alasan di Provinsi Jatim," ujar dia.
Fikser menyayangkan penetapan warna hitam dalam peta penyebaran Covid-19. Padahal, Pemkot Surabaya terus bekerja untuk menekan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Kita ini bekerja dan kerja kita ini betul-betul bisa dilihat. Jadi kalau kita sih, kita menyayangkan warna hitam itu karena secara keilmuan tidak dijelaskan," kata dia.
Fikser mengaku tak tahu alasan Pemprov Jatim memberikan warna tersebut.
"Kan yang kasih warna ini Pemprov Jatim, kalau ditanyakan ke kami, kami enggak bisa ngomong, karena bukan kami yang bikin. Mereka yang menentukan," jelas Fikser.
Dia pun bertanya warna apa yang akan diberikan Pemprov Jatim kepada Surabaya setelah hitam.
"Nanti setelah warna hitam, dikasih warna apalagi? Kita hanya ingin membuka tabir pandemi ini dengan cara rapid test dan swab, lalu dipisahkan, diberikan penyembuhan di semua titik," jelas dia.
Baca Juga: Jadi Perhatian Khusus, 127 Anak di Surabaya Tertular Virus Corona
Beda dengan Menkes dan Kepala BNPB
Fikser menyebut bahwa penetapan Surabaya sebagai zona hitam bertolak belakang dengan penjelasan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.