Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
NTT, KOMPAS TV - Pihak sekolah Seminari Bunda Maria Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, batal mengeluarkan dua pendamping yang menghukum 77 siswa kelas VII untuk memakan kotoran manusia.
Kepala Sekolah Seminari Bunda Maria Segala Bangsa Maumere, Romo Deodatus Du'u, mengatakan pihaknya telah memutuskan keduanya hanya dirumahkan.
Artinya, kedua pendamping tersebut hanya dikeluarkan dari asrama sekolah. Sementara untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar di sekolah tetap diperbolehkan.
"Jadi mereka 2 ini sudah kelas XII dan mau tamat. Materi untuk kelas 3 sudah selesai. Tinggal bimbingan belajar. Dan mereka tetap ikut. Tetapi, tidak tinggal di asrama sekolah. Mereka sudah dirumahkan," kata Romo Deodatus kepada sejumlah awak media pada Rabu (26/2/2020).
Baca Juga: Klarifikasi Lengkap Pihak Sekolah soal Siswa Dihukum Makan Kotoran Manusia
Romo Deodatus memastikan, peristiwa kekerasan yang dialami oleh 77 siswa kelas VII tak akan kembali terulang di Seminari Segala Bangsa (BSB) Maumere.
Setelah kejadian tak mengenakkan itu, kata Romo, seluruh aktivitas di seminari baik di asrama maupun di kelas tetap berjalan normal.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 77 siswa Seminari Bunda Maria Segala Bangsa dihukum oleh kakak kelasnya untuk memakan kotoran manusia. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (19/2/2020) siang.
Bermula ketika salah seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiiri di kantong plastik. Bungkusan itu kemudian disembunyikan di lemari kamar unit bina SMP Kelas VII.
Sekitar pukul 14.00, dua kakak kelas XII yang ditugaskan menjaga kebersihan unit kelas VII menemukan kotoran tersebut saat sidak.
Selanjutnya, mereka mengumpulkan para siswa kelas VII di asrama untuk dimintai keterangan tentang kotoran tersebut. Namun, para siswa kelas VII tidak ada yang mengakuinya.
Baca Juga: Kronologi 77 Siswa di NTT Dihukum Makan Kotoran Manusia
Berkali-kali ditanya, para siswa kelas VII tetap bungkam. Salah seorang kakak kelas yang kesal mengambil kotoran tersebut dengan sendok makan, lalu menyodorkannya ke mulut adik kelasnya.
Setelah kejadian itu, kakak kelasnya meminta supaya peristiwa tersebut dirahasiakan dari para Pembina atau Romo dan Frater, termasuk pada para orang tua mereka.
Namun, salah seorang siswa mengadu kepada orang tuanya. Pada Jumat, 21 Februari 2020 siswa tersebut bersama orang tuanya datang untuk menemui Romo Deodatus untuk melaporkan kejadian tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.