KLATEN, KOMPAS.TV - Tragedi keracunan massal terjadi di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah.
Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhianto menyebut keracunan massal tersebut terjadi usai warga menghadiri acara halalbihalal pentas wayang kulit di daerah tersebut.
"DI Kabupaten Klaten pada Minggu (13/4/2025) terjadi keracunan massal yang diakibatkan karena acara halalbihalal wayangan yang diselenggarakan oleh warga," kata Benny dalam Sapa Indonesia Pagi, Kompas Tv, Rabu (16/4).
Baca Juga: Akibat Keracunan Massal Warga Karangturi Klaten, 1 Orang Meninggal Dunia
Ia menuturkan, usai kejadian tersebut, pihaknya mendirikan posko kesehatan.
Menurut penjelasannya, sejak Minggu hingga Rabu, korban keracunan terus bertambah.
Berikut sederet fakta terkait warga keracunan makanan di Klaten:
1. Kronologi
Peristiwa keracunan tersebut bermula dari acara halalbihalal yang diselenggarakan pada Sabtu (12/4) malam sampai dengan Minggu (13/4) pagi.
"Hari Sabtu kegiatan wayangan ada hidangan snack dan nasi. Dan setelah itu di pagi harinya pukul 07.30 WIB banyak yang merasakan mual," jelas Benny.
Namun, kata ia, korban keracunan pun terus bertambah, hingga akhirnya masyarakat berinisiatif melaporkan kejadian keracunan tersebut ke pemerintah desa.
Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah desa setempat, salah satunya dengan mendirikan posko kesehatan.
2. Korban 137 orang
Hingga Rabu ini, korban keracunan makanan di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten mencapai ratusan orang.
"Korban bertambah, dari hari Minggu sampai hari ini korban yang mengalami gejala cukup banyak, sekitar 137 orang," ujar Benny.
Ia menyampaikan, dari 137 orang, terdapat 48 orang yang harus dirujuk untuk dirawat di rumah sakit di Kabupaten Klaten.
Baca Juga: Keracunan Massal di Klaten, Jumlah Korban Bertambah Jadi 137 Orang
3. Satu orang meninggal dunia
Wakil Bupati Klaten mengonfirmasi dalam kejadian keracunan tersebut terdapat satu korban yang meninggal dunia.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Tribun Jogja.
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.