Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Wakil Bupati Klaten Ungkap Penyedia Makanan di Acara Halalbihalal Diduga Sebabkan Keracunan

Kompas.tv - 16 April 2025, 05:30 WIB
wakil-bupati-klaten-ungkap-penyedia-makanan-di-acara-halalbihalal-diduga-sebabkan-keracunan
Seorang warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, korban keracunan makanan diantar ke puskesmas atau rumah sakit menggunakan mobil ambulance, Senin (14/4/2025). (Sumber: Tribunjogja.com/Dewi Rukmini.)
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih | Editor : Deni Muliya

KLATEN, KOMPAS.TV - Wakil Bupati Klaten, Benny Indra mengungkapkan, penyedia makanan dalam acara halalbihalal diduga yang menyebabkan terjadinya keracunan massal di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah.

"Laporan yang kami terima, dari teman-teman, rekan-rekan yang berada di lokasi, pada saat kejadian hari Senin, itu yang masak adalah warga masyarakat, dan ini masih dalam proses penanganan dari tim Inafis dari Polres Kabupaten Klaten," tuturnya di Klaten, Selasa (15/4/2025), dikutip dari program Kompas Malam KompasTV. 

Menurut keterangan Benny, beberapa warga merasakan gejala awal berupa mual, diare, dan demam usai menghadiri kegiatan halalbihalal yang dimeriahkan pentas wayang sampai Minggu (13/4/2025) dini hari. 

Lantas, pada hari Senin (14/4/2025), jumlah korban yang merasakan gejala serupa makin banyak, hingga akhirnya warga melapor ke kepala desa. 

Baca Juga: Kronologi Keracunan Massal di Klaten, Berawal dari Acara Halalbihalal

Setelah itu, Benny mengatakan, pemerintah Kabupaten Klaten bersama tim Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dibantu TNI dan Polri, langsung meninjau lokasi dan mendirikan posko. 

Ia mengatakan, pihaknya masih stand by di posko tersebut untuk melayani korban keracunan massal. 

"Dari tim Inafis juga melakukan identifikasi terkait dengan penyebab dari keracunan ini," ucapnya. 

Terkait dengan makanan yang disajikan dalam acara tersebut, Benny menyatakan, tidak ada sesuatu yang mencurigakan. 

"Jadi tidak ada bau atau apa, cuma memang posisi dimakan, setelah itu minggunya pagi merasakan mual," katanya.

"Dan ini karena terjadi secara massal, rekan-rekan dan warga masyarakat juga posisinya menyimpulkan bahwa terjadi keracunan terkait makanan yang dikonsumsi malam harinya," tambahnya.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x