FLORES TIMUR, KOMPAS.TV - Paulus Kwuta, warga Desa Nawakote, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara mesti bersusah payah ketika hujan mengguyur tenda yang ditempatinya bersama keluarga di posko Desa Kobasoma.
Sebelumnya, ia bersama keluarga terpaksa menghirup abu vulkanik di posko pengungsian yang ada di Kabupaten Sikka.
Namun, kondisi menyedihkan kembali dialaminya ketika dipindahkan ke posko Desa Kobasoma.
Paulus mengisahkan ketika hujan turun, ia bersama anak cucunya mesti menghindari air yang menetes dari atap tenda yang bocor.
Hal ini bahkan membuat seisi tenda yang beralas terpal pun basah dan membuat kondisi tanah menjadi lembab.
Untuk warga lansia seperti Paulus, ia mengaku sudah tidak kuat lagi tidur di bawah alas tidur yang lembab.
Paulus berharap untuk lansia, pemerintah membuat semacam tempat tidur yang layak agar kondisi kesehatan dapat terjaga.
Selain itu, Paulus pun setuju untuk segera direlokasi karena desanya sudah tidak layak dihuni.
Ia meminta pemerintah bisa membantu menyiapkan rumah bagi keluarganya.
Tidak hanya pengungsi lansia seperti Paulus, ada juga pengungsi yang baru saja melahirkan bayinya yang menempati pengungsian di Desa Kobasoma ini.
Katarina Kire Kwuta, warga Desa Nawakote, kini merawat bayi laki-lakinya yang lahir di tengah erupsi Gunung Lewotobi.
Baca Juga: Imbas Erupsi Gunung Lewotobi, 41 Penerbangan Dibatalkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
#erupsilewotobi #gununglewotobi #pengungsilansia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.