Kompas TV regional bali nusa tenggara

Circular Innovation Ecosystems Symposium : Kolaborasi lintas sektor

Kompas.tv - 28 Oktober 2024, 08:15 WIB
circular-innovation-ecosystems-symposium-kolaborasi-lintas-sektor
Peserta diajak untuk bertukar pikiran dalam kelompok (Break out session) dan mempresentasikan hasil diskusi mereka pada acara Circular Innovation Ecosystems Symposium (Sumber: Universitas Udayana)
Penulis : KompasTV Dewata

DENPASAR, KOMPASTV - Circular Innovation Ecosystems Symposium yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 24 Oktober 2024 ini mendatangkan lebih dari 50 peserta dari berbagai sektor. Mereka yang terlibat dalam diskusi ini termasuk diantaranya pada sektor pemerintahan, industri, akademisi, dan bisnis start-up. Simposium ini diselenggarakan berkat pendanaan dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), dan diorganisir oleh Griffith University, University of Tasmania, Udayana University dan didukung juga oleh Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional.

(Sumber: Universitas udayana)
(Sumber: Universitas Udayana)

Bertempat di Gedung Aula Pascasarjana Universitas Udayana, tujuan dari Simposium ini adalah mengkoneksikan berbagai praktisi dan akademisi untuk bererkumpul, mengeksplorasi, dan mengembangkan solusi pemulihan sumber daya sirkular terdesentralisasi yang dirancang khusus untuk perusahaan berbasis masyarakat dan usaha kecil. Simposium ini menyoroti pendekatan inovatif terhadap sirkularitas dan mengeksplorasi jalur praktis untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui ekonomi sirkular.

Simposium ini dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Ir. I Wayan Budiasa, S.P., M.P., IOU, ASEAN Eng sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, dan oleh A/Prof. Gloria Ge Deputy Director dari Griffith Asia Institute. Pada hari pertama, pembahasan difokuskan pada bagaimana permasalahan sampah yang terjadi di Indonesia dan dunia, yang menghadirkan pembicara baik dari Indonesia dan Australia, diantaranya: Dr Utami Dwipayanti dari Universitas Udayana, Desriko Malayu Putra dari Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Dr. Anya Phelan dari Griffith University, dan Dr. Melissa Skidmore dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation. Pada siang harinya, sesi kedua membahas tentang memahami kebutuhan Masyarakat dan tantangan yang didahadapi. Pada sesi ini, pembicara yang dihadirkan meliputi Dr Dedi S. Adhuri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Bapak Andrew Sinclair dari Geo Trash Management.

Hari kedua, peserta mendengarkan pembicara dari berbagai sektor startup (Sumber: Universitas udayana)

Pada hari kedua, peserta mendengarkan pembicara dari berbagai sektor startup, termasuk diantaranya: Geoff Germon dari Talon Technology, Adijoyo Prakoso dari Duitin, Andrew Sinclair, dari Geo Trash Management, Adi Pradana dari Ecoxyztem, Joddy Arya Laksmono dari Badan Riset Inovasi Nasional, serta Valerine Chandrakesuma dari Wedoo. Sesi dua mencakup beberapa pembicara dari Masyarakat, Pemerintah dan sektor non-profit, yakni dari Desa Sumertha Kaja, Wulan Suci Ningrum dari PT alam Siak Lestari, Rahyang Nusantara dari Dietplastik, Muhammad Junerosano dari Waste4Change, serta Arief Aziz dari Change.org.

Peserta diajak untuk bertukar pikiran dalam kelompok (Break out session) dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. (Sumber: Universitas udayana)

Setiap harinya, setelah di main room, peserta diajak untuk bertukar pikiran dalam kelompok (Break out session) dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Pada hari pertama, peserta diminta berdiskusi tentang apa pentingnya inovasi sirkuler bagi mereka dan apa saja peran Masyarakat untuk mendukung keberhasilannya. Hari kedua kemudian dilanjutkan dengan Solusi apa yang menurut mereka bisa mengatasi permasalahan inovasi sirkuler, termasuk pula dengan sumberdaya dan kebijakan apa yang bisa digunakan untuk menegakkan implementasinya. Hari ketiga menghasilkan roadmap, atau peta jalan yang mampu memberikan model untuk pengembangan inovasi sirkuler.

(Sumber: Universitas udayana)

Sebagian besar diskusi mengungkapkan masih adanya problematika permasalahan sampah dan pengelolaan sampah yang kurang tepat sasaran. Salah satu kendala yang terjadi adalah kurangnya peran serta instansi terkait untuk memberikan dukungan penuh bagi masyarakat local, serta kurangnya msayarakat local terhadap dampak besa. Para pesetra juga memberikan masukan untuk pentingnya para champion Masyarakat, atau penggerak dari Masyarakat yang mampu mengajak lebih banyak Masyarakat agar sadar akan lingkungan dan kebersihan. Diharapkan agar selanjutnya muncul inovasi-inovasi baru terhadap problematika sampah, dan agar sampah bisa dikelola lebih baik lagi menjadi berkah atau keuntungan bagi Masyarakat.

Peserta acara juga menyatakan antusiasme dan kekaguman terhadap berbagai ide dan inovasi yang dibagikan. Banyak yang mengungkapkan harapan agar kolaborasi yang terjalin selama simposium dapat berlanjut untuk mewujudkan proyek-proyek konkret di komunitas masing-masing.

 

#CircularInnovationEcosystemsSymposium #Unud #ekonomi




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x