SEMARANG, KOMPAS.TV - Tradisi nyadran digelar di pemakaman Perkampungan Kalipancur, Kota Semarang. Tradisi ini merupakann kegiatan rutin warga setiap tahunnya. Selain menggelar doa bersama mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia, tradisi nyadran juga menjadi ajang silaturahmi warga untuk saling menjaga kerukunan bersama.
Mereka yang datang di tradisi ini adalah warga dari dua kelurahan yaitu Kalipancur dan Kelurahan Bambankerep. Selain itu, kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selama ini telah memberikan segala kenikmatan.
“Tujuan kegiatan ini yang pertama adalah untuk silaturahmi, kedua untuk mendoakan leluhur yang telah mendahului kita. Kegiatan ini juga sebagai rasa syukur kepada Allah yang selama ini memberikan nikmat kepada kita, dan juga untuk kerukunan antar umat beragama. Karena kegiatan ini tidak hanya diikuti umat Islam,” terang Agus Susilo, Lurah Bambankerep, Ngaliyan.
Tradisi nyadran ini mendapat apresiasi dari anggota DPRD Kota Semarang yang mendorong pemerintah kota untuk memfasilitasi kegiatan rutin ini.
“Di sini tanpa melihat ras, kekayaan, dan usia berkumpul bertujuan nguri-nguri budaya Nyadran. Dan yang paling penting adalah kekompakan, satu hari meluangkan waktu. Pemerintah harus memberikan apresiasi, kita juga sudah anggarkan,” ujar Mualim, Anggota DPRD Kota Semarang.
Menurut Mualim, tradisi turun temurun ini harus dilestarikan karena terlihat menunjukan kekompakan guyup rukun warga.
#nyadran #kalipancur #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.