ACEH, KOMPAS.TV - Denny Safrizal, calon anggota legislatif atau caleg dari Partai Keadilan Sejahtera atu PKS, menjadi korban pemukulan oleh seseorang saat memasang alat peraga kampanye atau APK.
Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe, Iptu Ibrahim, membenarkan adanya peristiwa pemukulan terhadap korban Denny Safrizal.
Ibrahim mengatakan pemukulan yang dialami korban terjadi saat memasng APK partainya yaitu PKS di kawasan Keude Simpang Peut Kabupaten Aceh Utara.
Baca Juga: PKS Terbuka dengan PDI-P untuk Bergabung jika Pilpres 2024 Masuk Putaran Kedua
Saat ini, kata dia, Polres Lhokseumawe tengah menyelidiki kasus dugaan pemukulan terhadap korban Denny Safrizal. Pihaknya pun telah memeriksa sebanyak tiga saksi.
"Iya, kita lagi proses penyelidikan dulu, masih tahap lidik, baru tiga orang (saksi) yang kita periksa," kata Iptu Ibrahim pada Senin (15/1/2024).
Adapun berdasarkan laporan yang disampaikan Denny Safrizal ke Polres Lhokseumawe, peristiwa pemukulan itu terjadi pada Sabtu (13/1/2024) sekitar pukul 14.30 WIB di Keude Simpang Peut Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara.
Dari keterangan korban, pemukulan itu dilakukan saat korban berada tengah menaikkan bendera partai PKS. Setelah terpasang, tiba-tiba pelaku datang dan menyuruhnya menurunkan bendera tersebut.
Namun, korban Denny Safrizal tidak mengindahkan permintaan pelaku. Selanjutnya, pelaku langsung mengancam sambil mengeluarkan parang.
Baca Juga: JK Dukung AMIN, PKS: Bisa Tambah Basis Dukungan dari Pengusaha dan Pebisnis
Tidak lama kemudian, pelaku menonjok korban di bagian muka berkali-kali, hingga mengeluarkan darah pada hidung korban. Aksi penganiayaan itu pun akhirnya dilerai warga.
Selain hidung yang berdarah, korban juga luka di bibir, dan punggung akibat terkena cakaran. Korban yang mengalami trauma akhirnya melaporkan peristiwa penganiayaan itu ke SPKT Polres Lhokseumawe.
"Baru sebelah pihak kita dengar, ini harus kita pastikan dulu," ujar Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, dari informasi sementara yang diperoleh, pihak yang bertikai ingin mencari jalan keluar secara kekeluargaan. Meski demikian, proses masih terus berlanjut.
"Tapi informasinya mau cari jalan keluar secara kekeluargaan. Tapi kita tetap jalankan proses hukumnya (sebelum ada titik temu)," kata Iptu Ibrahim.
Baca Juga: Soal Penampilan Anies di Debat Capres, Presiden PKS Yakin Indonesia akan Disegani di Kancah Global
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.