SEMARANG, KOMPAS.TV - Sosialisasi migrasi dari motor berbahan fosil ke listrik harus masif, hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Penelitian Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro, Agus Subagio, saat hadir dalam dikusi panel dan sosialisasi dekarbonisasi sektor transportasi melalui adopsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk Indonesia yang lebih baik yang berlangsung di Kota Semarang.
Menurut Agus Subagio, kekhawatiran masyarakat akan penggunaan motor listrik harus bisa dijawab oleh Tim Sosialisasi Kemenko Marves yang tentunya dilengkapi solusi, misal kekhawatiran kehabisan baterai atau rusak saat perjalanan, keamanan motor listrik itu sendiri, dan permasalahan lainnya.
Agus mengaku menyambut baik migrasi motor berbahan fosil ke listrik ini untuk mengurangi emisi sehingga diharapkan ke depan lingkungan menjadi bersih atau ramah lingkungan.
“Kalau habis di jalan bagaimana? Ini kan keterbatasan-keterbatasan yang muncul di masyarakat itu perlu dilakukan solusi dan benar-benar disosialisasikan, bahwa solusinya a,b,c, dan sebagainya. Itulah tantangan bagi tim khusus Kementerian Marves untuk secara masif menyosialisasikan dan didukung oleh program pemerintah,” tutur Agus.
Sementara terkait pemerintah yang akan memberi subsidi Rp7 juta dan direncanakan naik menjadi Rp10 juta per unit akan meringankan masyarakat dan mempercepat program tersebut. Namun, menurut Agus, akan lebih baik jika pemerintah memproduksi sendiri motor listrik dengan menggunakan bahan dalam negeri dari hulu ke hilir yang tentunya harga motor listrik akan lebih murah.
#ketualppmundip #motorlistrik #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.