JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, menegaskan bahwa pasien yang terkonfirmasi monkeypox di Jakarta tidak disarankan melakukan isolasi mandiri, Senin (13/11/2023).
Menurut Ngabila, isolasi di rumah sakit adalah langkah yang diutamakan, mengingat kebutuhan akan pengawasan medis yang ketat.
"Diusahakan isolasi di rumah sakit langsung," ujar Ngabila dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Pasien Cacar Monyet Bertambah Jadi 42, Menkes Siapkan Fasilitas Kesehatan Hingga Vaksin
Mengenai penularan monkeypox, Ngabila menyatakan bahwa kasus di Jakarta sejauh ini terfokus pada kelompok tertentu dengan mayoritas pasien yang juga terinfeksi HIV atau mengalami infeksi menular seksual lainnya.
Kelompok risiko disebabkan pasien yang diduga memiliki kelainan orientasi seksual, tertinggi mencakup lelaki suka lelaki (LSL).
"Kelompok risiko tinggi, LSL. Ini masih mengenai satu kelompok sejauh ini di Jakarta. Dengan komorbid mayoritas HIV positif ada yang infeksi menular seksual lain. Ini masih pada satu populasi rentan," kata Ngabila.
Baca Juga: Catat, Ini Dia Kelompok Paling Berisiko Tertular Penyakit Cacar Monyet | SINAU
Ngabila menambahkan bahwa biaya isolasi di rumah sakit untuk pasien monkeypox tidak ditanggung pemerintah, tetapi pasien dapat menggunakan layanan BPJS atau asuransi pribadi.
Hal ini memungkinkan pasien mendapatkan perawatan yang memadai tanpa beban finansial yang berat.
Sebanyak 29 pasien yang terkonfirmasi monkeypox, saat ini, telah menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit yang berbeda.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.