KUPANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya enam gempa susulan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) usai gempa besar berkekuatan magnitudo 6.3, Kamis (2/11/2023) pagi.
Enam gempa susulan tersebut, menurut catatan BMKG, tidak dirasakan oleh warga. Semua gempa susulan ini memiliki pusat di sekitaran wilayah Kabupaten Kupang dengan koordinat dan kedalaman yang beragam.
Baca Juga: Gempa Bumi Mag 6.3 di Kupang Sebabkan Kerusakan Bangunan tapi Tidak Berpotensi Tsunami
Sementara itu, gempa besar magnitudo 6,3 yang terjadi sebelumnya dirasakan di beberapa wilayah seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote, Waingapu, Alor, Larantuka, dan Lembata.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kupang melaporkan gempa utama menyebabkan beberapa bangunan di Kupang mengalami kerusakan ringan.
Baca Juga: Australia Mulai Galak ke Israel: Kematian Warga Sipil di Gaza Tak Bisa Diterima
#Gempa (UPDATE) Mag:6.6, 02-Nov-23 04:04:45 WIB, Lok:10.34 LS, 123.76 BT (Pusat gempa berada di darat 24 Km Tenggara Kupang), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) VI Kupang, IV-V Kabupaten Timor Tengah Selatan, III Rote, III Waingapu, III Alor, II Larantuka, II Lembata #BMKG pic.twitter.com/dfpIyxE9C7
— BMKG (@infoBMKG) November 1, 2023
Adapun gempa bumi pagi tadi turut menyebabkan rumah warga Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang rata dengan tanah.
Kepala Desa Honuk, Mateos Nainel, rumah yang hancur tersebut adalah milik Nehemia Ndun yang berlokasi di RT 03, RW 02, Desa Honuk.
"Rumah yang ambruk itu milik Nehemia Ndun di RT 03, RW 02, Desa Honuk. Rumahnya rata dengan tanah," ungkap Mateos dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Update Gempa Bumi M6.6 di Kupang Kamis Pagi, Warga Sempat Berhamburan Keluar Rumah
Diperkirakan, kerugian yang diderita oleh Nehemia mencapai angka Rp 25 juta mengingat sejumlah barang di dalam rumah, seperti lemari, perlengkapan rumah tangga, kursi, dan tempat tidur, kini sudah tak layak pakai.
Pascakejadian, warga Desa Honuk di bawah pimpinan Mateos berinisiatif membangun rumah darurat guna memberi perlindungan bagi Nehemia dan keluarganya.
Nehemia sendiri mengaku kaget saat bangun dari tidurnya. Saat itu, bangunan rumahnya yang bersifat semi permanen sudah ambruk. Ia tidur sendiri, sementara istri dan anak-anak terlelap di dapur.
"Jika kami tidur di rumah, pasti ada yang luka," kata dia.
Baca Juga: Peneliti Latih AI untuk Prediksi Gempa, Akurasinya Capai 70 Persen
Selain rumah Nehemia, bangunan kantor Bupati Kupang turut rusak akibat gempa tersebut. Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, menyebut bahwa plafon dan salah satu tiang di lantai dua kantor tersebut roboh.
"Plafon-plafon banyak yang roboh berjatuhan di lantai," kata Jerry.
Ia juga mengungkapkan beberapa aparatur sipil negara yang bertugas di kantor itu nyaris tertimpa plafon yang roboh.
Baca Juga: Ini Prakiraan BMKG Wilayah yang Dilanda Hujan Awal November 2023
Sumber : BMKG, Kompas.com, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.