PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Akibat musim kemarau dan dampak El Nino, ribuan hektar areal sawah dan tanaman yang ada di atasnya dibiarkan kering. Agar bisa bercocok tanam, sebagian petani rela mengeluarkan biaya tambahan demi bisa mengairi lahan mereka.
Seperti petani cabai dan jagung di Desa Buara, Kecamatan Ketanggungan ini, mereka memanfaatkan sisa air sungai yang mengering. Meski kesulitan, karena air sisa telah bercampur lumpur, petani tetap menyedotnya dengan mesin pompa.
Petani mengaku, untuk sekali memompa air dari sungai, diperlukan biaya antara Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu rupiah. Biaya produksi pun membengkak. Sebagian petani tetap menjalani, sebab sudah menjadi sumber penghasilan utama.
Petani berharap harga jual hasil panen bisa tinggi, sehingga tidak merugi. Sebab, biaya tanam hingga panen di musim kemarau lebih besar dan sangat berisiko, dibandingkan saat musim penghujan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.