GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Meriah dan sumringah. Dua kata ini menggambarkan pawai 17 Agustusan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 RI di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Kamis sore (17/8/2023).
Ratusan pelajar usia mulai dari balita, sekolah dasar hingga sekolah menengah atas turun ke jalan untuk memeriahkan pawai 17 Agustus.
Bocah-bocah cilik usia balita tampil dalam balutan kebaya, baju adat Sasak, atau kostum tentara dan perawat.
Sebagian berjalan digandeng ibu masing-masing yang berdandan pula ala 17 Agustusan.
Pelajar usia sekolah dasar juga tampil mengenakan baju daerah maupun kostum profesi.
Sementara murid sekolah menengah berbaris menjadi pasukan pengibar bendera.
Baca Juga: Mandi Safar Gili Trawangan, Tradisi Tahunan Tolak Bala demi Bangkitkan Pariwisata usai Pandemi
Puluhan warga setempat, terutama emak-emak, pun tak mau ketinggalan.
Mereka berdandan necis dalam balutan kebaya atau baju adat Sasak.
Sebagian yang lain, tampil dalam balutan kebaya merah dan kain.
Sedangkan lainnya kompak mengenakan seragam keseharian emak-emak: daster, lengkap dengan perabotan dapur macam panci, wadah plastik, sendok dan sutil untuk menabuh genderang panci dapur.
Rombongan pemain musik Gendang Beleq, kesenian tradisional Lombok, membuka arak-arakan pawai di bagian depan di ruas jalan utama pantai timur Gili Trawangan selepas asar.
Riuh tetabuhan gendang yang memekakkan telinga segera saja mengundang perhatian turis, para pekerja pariwisata, juga warga setempat.
Semua seperti berhenti dari aktivitas masing-masing demi menyaksikan arak-arakan pawai 17 Agustusan yang meriah, melintas.
Wisatawan yang didominasi turis asing sigap mengabadikan momen setahun sekali ini lewat ponsel dan kamera mereka.
Semua sumringah menyaksikan kemeriahan pawai 17 Agustusan.
Baca Juga: Di Gili Trawangan, Gerhana Matahari Hibrida Jadi Tontonan Turis Asing
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.