SEMARANG, KOMPAS.TV - Dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo serta Wali Kota Semarang, film Nyantrik atau film Wayang Orang di-launching di Gedung Ki Narto Sabdo, Komplek Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang. Film yang akan menggambarkan pagelaran wayang orang yang biasanya dipentaskan di paggung, kini akan dijajaki dengan mementaskan melalui layar lebar dengan episode Dewabrata atau Bisma mengusir Dewi Amba.
Film Nyantrik yang digagas oleh Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, sebagai langkah kembali mengingatkan kaum milenial akan adanya seni Wayang Orang yang sempat mendunia pada era Presiden Soekarno.
Dalam era digital saat ini, Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencoba mengkolabrasikan seni menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi kaum milenial. Pelestarian kebudayaan Indonesia yang dikolaborasikan dengan era digital saat ini, sangat diapresiasi Gubenur Jawa Tengah yang turut hadir melihat pementasan wayang orang yang akan dikemas dalam sebuah film yang dibintangi artis-artis nasional.
“Orang ingin nonton yang klasik, ada tempatnya. Orang ingin nonton yang mix, ada tempatnya. Orang ingin nonton yang baru sama sekali, ada tempatnya, dan kemudian kita menjadi manusia yang kaya akan seni-budaya,” ujar Ganjar.
“Jadi kita ingin dengan mengajak teman-teman artis yang muda dan mereka juga bukan orang dengan latar belakang seni tradisi, jadi sebenarnya ingin memberi pesan bahwa seni tradisi ini untuk semua. Semua bisa mengakses, asalkan ada jalannya, asalkan ada kemauannya,” jelas Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek.
Sementara itu, Wali Kota Semarang sangat tergugah dengan adanya launching film Wayang Orang yang dilakukan di Gedung Ki Narti Sabdo, Komplek Taman Budaya Raden Saleh, Semarang. Hal itu menjadi pemicu Wali Kota Semarang untuk melestarikan kebudayaan Jawa dengan menggelar lomba karawitan pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
“Kayaknya saya tadi terbesit itu, makanya ada lomba untuk karawitan anak-anak, karena SMP 12 waktu Hari Lahir Pancasila kan tampil. Itu anak-anak semua dan itu kan bisa. Kemudian yang di Sobokartti, kalau tidak salah dari Gunung Pati, biasa di Kandri,” terang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang.
“Ini kan sebenarnya banyak anak-anak yang tertarik juga, cuma memang wadahnya belum ada, sehingga nanti kami coba untuk atur lagi, 2023 gedung ini sudah sempurna akhir tahun dan tahun depan bisa diadakan lomba karawitan untuk anak SD atau SMP,” lanjutnya.
Dengan dikolaborasikannya budaya dan seni menjadi sebuah tontonan yang menarik, diharapkan dapat memicu minat kaum milenial untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang hilang dari ingatan kaum milenial.
#wayangorang #ganjarpranowo #walikotasemarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.