Kompas TV regional kriminal

Mahasiswa Kedokteran yang Diduga Dianiaya Taruna Akmil Sebut Ditawari Uang Damai Rp15 Juta

Kompas.tv - 15 Maret 2023, 10:48 WIB
mahasiswa-kedokteran-yang-diduga-dianiaya-taruna-akmil-sebut-ditawari-uang-damai-rp15-juta
Mahasiswa kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara atau UISU mengalami penganiayaan oleh seorang Taruna Akademi Militer (Akmil) (Sumber: TribunMedan.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

MEDAN, KOMPAS.TV – Mahasiswa kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara atau UISU bernama Teuku Shehan Arifa Pasha mengalami penganiayaan oleh seorang Taruna Akademi Militer (Akmil) berinisial MZH. Korban pun mengaku ditawari Rp 15 Juta sebagai uang damai.

MZH sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan dan Polisi Militer Medan, Sumatera Utara. Saat itu, Paman Shehan turut mendampingi melapor ke Denpon I/5 Medan.

Menurut pengakuan paman Shehan, Teuku Yose Mahmudin Akbar, setelah menganiaya, MZH  yang diduga anak perwira polisi di Polresta Deli Serdang, sempat menawarkan uang Rp 15 juta sebagai tanda damai.

Namun, tawaran itu ditolak Shehan karena uang itu tidak sepadan dengan biaya pengobatan korban yang mengalami luka cukup parah.

 "Kami sudah mencoba usaha damai awalannya. Kami mencoba mencari titik temu antara pihak pelaku dengan korban, tetapi tidak ada titik temu," kata Yose, Selasa (14/3/2023), seperti dikutip dari Tribunmedan.  

Baca Juga: Taruna Akmil Dilaporkan karena Diduga Aniaya Mahasiswa, Ini Penjelasan Polisi dan Denpom

"Tapi bukan itu, anaknya telah memukul anak kami, kami mau memaafkan anaknya supaya enggak ribet-ribet. Tapi caranya begitu, terkesan menghina. Nawarin Rp 10 juta, dinaikan Rp 15 juta, ada mediator yang nawarin," bebernya.  

Yose juga menilai, karena tidak ada itikad baik dari pelaku dan kondisi korban yang semakin memburuk, keluarga korban memutuskan untuk melaporkan kejadian itu.


 

Yose menjelaskan, pihaknya telah menyerahkan bukti CT scan dari rumah sakit yang menunjukkan keterangan soal luka yang dialami korban kepada pihak penyidik Dandenpom I/5 Medan.

"Tapi itu tidak bisa terjadi titik temunya, jadi sebenarnya kami terpaksa juga harus melanjutkan ini. Bersedia berdamai, tapi sekarang enggak. Kemarin kita sudah mau buat perdamaian tapi tidak ketemu," katanya.

Tindakan Dandenpom

Sementara itu, Komandan Datasemen Polisi Militer I/5 Medan, Letkol Cpm Dahri Haji Dahlan menuturkan, setelah menerima laporan dari Shehan, penyidik melakukan pemeriksaan sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian. Termasuk ZN yang merupakan adik dari MZH, 

"Waktu malam itu kan ada banyak orang. Saksi-saksi sudah kita periksa, lima orang yang ada di TKP. Adiknya Z mengaku dia yang mukul, bukan kakaknya," katanya.

Prosedur penanganan kasus ini, lanjutnya, dimulai dari laporan kemudian dilakukan penyelidikan, baru setelah itu ke penyidikan.

Petugas juga telah mengumpulkan beberapa bukti termasuk rekaman kamera CCTV dan meminta keterangan satpam yang ada di lokasi. Termasuk juga meminta keterangan dari dua teman wanita pelapor yang malam itu ikut dengannya.

Namun, kedua wanita itu menolak untuk memberikan keterangan dan saat ini sedang berada di Jakarta.

"Pelapor kan butuh keterangan yang lain untuk menguatkan, sekarang dua orang perempuan temannya mereka itu tidak mau ngasih keterangan," bebernya.

"Dua perempuan ini yang harus kita periksa, sekarang sudah menghilang ke Jakarta dan tidak mau memberikan keterangan sudah kita suratkan juga," katanya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x