Tradisi Siat Sarang, Simbol Pembersihan Energi Negatif

KARANGASEM, KOMPAS TV - Bertempat di Catus Pata Balai Agung Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali, puluhan pemuda berkumpul sambil membawa sarang. Ini merupakan Tradisi Siat Sarang, dimana  para pemuda desa adat setempat akan saling lempar sarang yang terbuat dari daun enau dan tidak boleh saling bermusuhan.

Tradisi ini merupakan ritual menjelang Usaba Dimel di Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali, sebagai bentuk syukur warga Hindu kepada sang pencipta.

Rangkaian tradisi Siat Sarang ini juga sebuah simbol pembersihan hati dan bhuta kala, sehingga nantinya, saat puncak Usaba Dimel, warga terhindar dari berbagai penyakit dan bencana.

Klian Ngukuhin Desa Adat Selat menjelaskan, untuk saat ini digelar aci petabuhan berupa tradisi siat sarang, yang merupakan sebagai simbol pembersihan bhuana agung dan bhuana alit. Dimana siat sarang bertujuan memerangi hawa nafsu yang ada di diri dengan harapan semua untuk membersihkan diri.

Salah satu peserta mengaku, tidak ada rasa emosi karena ini sebagai bentuk melestarikan tradisi yang sudah diwarisi.

Tidak sekedar memanjatkan doa, namun tradisi yang digelar setiap satu tahun sekali ini sebagai salah satu cara untuk melestarikan warisan leluhur.

#tradisi   #siatsarang    #karangasem