JAKARTA, KOMPAS.TV - Perkembangan dunia di era modern membuat banyak pemahaman berubah atau melahirkan pemahaman baru. Terlebih, teknologi yang semakin canggih membuat kita menjadi konsumen dari informasi teknologi tersebut.
Hal ini juga berimbas pada cara kita dalam mempertahankan spiritualitas. Spiritualitas didapat dari pengalaman subjektif yang eksistensial untuk manusia. Spiritualitas tidak hanya memperhatikan apakah hidup itu berharga, namun juga fokus pada mengapa hidup berharga.
Dalam hal ini, spiritualitas juga ikatan kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material, untuk mencapai tujuan dan makna hidup. Terkait dengan hal tersebut, era modern dapat mempermudah atau justru menggerus nilai-nilai individu.
Reza Wattimena, seorang Peneliti dan Doktor Filsafat, bersama Siniar Beginu membahas pentingnya kebutuhan spiritual untuk menghadapi zaman yang terus berkembang. Dengarkan obrolannya pada episode, “Kebutuhan Spiritual untuk Menghadapi Tantangan Dunia”.
“Di STF (Sekolah Tinggi Filsafat) itu gua diajarin berpikir rasional, kritis, sistematis, dan logis. Itu membantu gua mencerna tradisi spiritualnya, jadi gua enggak kayak dukun gitu loh. Karena kalo orang masuk ke dunia spiritual tidak dengan bekal ini, jadi kayak dukun,” ujar Reza.
Spiritualitas sangat penting untuk membentengi diri sendiri dari setiap perubahan yang mungkin dapat menggeser nilai-nilai yang selama ini telah kita anut. Kebutuhan spiritual tidak hanya terkait pada hubungan manusia dan Tuhannya.
Baca Juga: Layakkah Manusia Congkak terhadap Alam?
Mindfulness sangat penting untuk dipelajari untuk menghadapi perubahan yang terjadi kini. Dilansir dari DJKN, istilah mindfulness menurut Jon Kabat-Zinn berarti kesadaran yang muncul dari memperhatikan on purpose (secara sengaja), in the present moment (pada saat ini), non-judgmentally (tanpa menghakimi).
Kunci dari mindfulness adalah memberikan perhatian atau atensi dengan cara tertentu. Kita tidak akan menyadari apa yang terjadi tanpa memberikan perhatian kepadanya. Namun, perhatian yang kita berikan perlu dilakukan dengan cara berikut.
Menaruh perhatian dengan sengaja terhadap suatu hal dipercaya akan membuat pikiran kita menjadi jauh lebih tenang. Hal ini karena kita sadar atas apa yang sedang kita lakukan. Kesadaran inilah yang membantu otak untuk fokus dan berpikir secara sistematis.
Kedua, pada saat ini bermakna memberikan perhatian penuh atas apa yang terjadi saat ini. Konsep mengarah pada kenyataan bahwa sebagai manusia kita tidak bisa melakukan dua hal sekaligus. Maka dari itu, menaruh perhatian penuh dan fokus pada suatu hal akan lebih baik.
Terakhir, tanpa menghakimi yaitu tidak melabeli suatu hal yang terjadi dalam hidup secara langsung baik dan buruk atau benar dan salah. Kita harus perhatian dan menjalaninya secara sadar.
Sejatinya, dalam setiap keburukan pasti ada pelajaran, dan dalam setiap kebaikan pasti ada keburukan yang mengirinya. Kita dapat mengontrol pikiran dengan melatihnya untuk melakukan hal-hal tersebut. Mengontrol cara berpikir berarti kita membangun kapasitas untuk memiliki kesadaran akan setiap pemikiran dan emosi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menentukan Tujuan Hidup?
Manusia menjalani kehidupan hanya untuk menunggu kematian. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, hanya saja kurang tepat. Dalam buku How To Die karya Seneca, dijelaskan bahwa dalam perjalanan menuju kematian ini kita harus berusaha membuat hidup menjadi berkualitas.
Seseorang harus siap untuk berubah atau mati setiap harinya. Maka dari itu, untuk mencapai hidup berkualitas, penguatan hubungan dengan kerohanian diri sendiri (spiritualitas) dan hubungan baik dengan orang lain harus diperkuat.
Manusia sejatinya saling membutuhkan satu sama lain. Keberhargaan kita, selain dari diri sendiri juga berdasarkan seberapa berguna kita untuk orang lain. Menaruh perhatian penuh pada diri sendiri dan orang-orang terdekat dapat membantu kita tetap kuat menghadapi perubahan zaman.
Dengarkan obrolan lebih lanjut antara Wisnu Nugroho dengan Reza Wattimena mengenai spiritualitas dalam episode, “Kebutuhan Spiritual untuk Menghadapi Tantangan Dunia” hanya di Spotify.
Penulis: Nika Halida Hashina dan Brigitta Valencia Belion
Baca Juga: Fenomena Tumbal Kepolisian dalam Kasus Ferdy Sambo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.