SEMARANG, KOMPAS.TV — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akhirnya membeberkan air dan tanah yang dibawanya dalam ritual Kendi Nusantara atau prosesi penyatuan tanah dari 34 provinsi di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Ganjar menyatakan tanah yang dibawanya berasal dari pusat tanah Jawa, yakni Gunung Tidar Magelang. Sementara air dibawanya dari mata air di Pertapaan Bancolono di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
"Tanah dan air yang saya pilih untuk disatukan dengan Tanah dan Air dari seluruh penjuru bumi Nusantara. Untuk tanah saya ambil dari pusatnya tanah Jawa, yaitu di Gunung Tidar Magelang," beber Ganjar dalam akun media sosial pribadi, dikutip Selasa (15/3/2022).
Menurutnya, Gunung Tidar Magelang dikenal sebagai pusat tanah Jawa yang menjaga keseimbangan salah satunya sebagai lokasi penaklukan marabahaya yang mengancam Jawa.
"Di sinilah marabahaya yang mengancam Jawa ditaklukkan. Untuk menjaga keseimbangan, sebuah rajah ditancapkan di Gunung Tidar. Beliau adalah Syech Subakir. Rajah dan senjata beliau dimakamkam di sana dan bisa kita temui hingga kini," imbuhnya.
Baca Juga: Momen Ganjar Diajak Selfie Bareng Kepala dan Wakil Otorita IKN Nusantara
Sementara itu, untuk air yang dibawa Ganjar pada prosesi penyatuan tanah di IKN dirinya membawa dari sebuah sendang di pertapaan Bancolono lereng Gunung Lawu.
"Sementara air, saya ambil dari Gunung Lawu. Di lereng gunung itu, ada sebuah pertapaan yang banyak dimanfaatkan oleh para tokoh dari dulu hingga sekarang. Namanya pertapaan Bancolono. Di dekat situ ada dua sendang, yaitu Sendang Lanang dan Sendang Wedok," ujarnya.
Ia menyebut siapapun yang bersemedi di lokasi itu, akan memanfaatkan air dalam sendang untuk bersuci.
"Siapapun yang bersemedi di sana selalu memanfaatkan sendang itu untuk bersuci. Konon raja-raja di Tanah Jawa juga melakukan hal seperti itu," cetusnya.
Sementara itu, menurut Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Provinsi Jawa Tengah, Agung Kristianto, dua sendang di pertapaan Bancolono lokasinya berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), di lereng Gunung Lawu.
Sejak abad ke-11 Masehi, sumber air itu diyakini sebagai tempat keramat oleh masyarakat. Diceritakan Agung, sebagian besar raja-raja di tanah Jawa memanfaatkan air di sendang itu sebagai alat bersuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan.
Selain itu, menurut Agung, sebuah riwayat mengisahkan bahwa raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono.
"Bahkan dalam sebuah riwayat diceritakan, raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di Pertapaan Bancolono. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan tiga candi yang dibangun di masa-masa akhir kejayaan kerajaan itu. Yakni Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek," kata Agung dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Ganjar Rahasiakan Lokasi Pengambilan Tanah dan Air yang Dibawa ke IKN, Sebut dari Pusat Bumi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.