CILACAP, KOMPAS.TV - Sejumlah wilayah di Indonesia kini mulai memasuki peralihan dua musim atau pancaroba, termasuk Jawa Tengah (Jateng) bagian pesisir selatan dan pegunungan tengah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah menyampaikan, ada sejumlah anomali cuaca yang akan terjadi selama masa pancaroba di wilayah tersebut.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Jateng, Teguh Wardoyo mengungkapkan, salah satu tanda pancaroba itu adalah hujan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir.
"Hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jateng selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya, cenderung menunjukkan tanda-tanda akan segera datangnya masa pancaroba," kata Teguh dikutip dari Antara, Senin (14/3/2022).
Baca Juga: BMKG Catat 4 Gempa Susulan Guncang Nias Selatan, Kekuatan hingga M 6,0
Mengingat, bibit siklon 90S yang sempat berdampak terhadap kondisi cuaca di pesisir selatan Jateng, saat ini menjauh dari wilayah perairan Indonesia.
"Kemungkinan yang lebih terdampak (menjauhnya) 90S saat ini adalah tinggi gelombang di perairan dan Samudra Hindia selatan Jawa. Tetapi tidak terlalu tinggi," jelas Teguh.
Selain itu, menurut pengamatannya, pancaroba di Jateng sisi selatan dan tengah bakal diikuti oleh tiupan angin yang mulai berubah arah atau bervariasi.
Teguh pun mengimbau kepada masyarakat setempat agar lebih waspada terhadap potensi puting beliung.
Baca Juga: Peringatan Dini Bibit Siklon Tropis Oleh BMKG, Apa Saja Dampaknya Bagi Indonesia?
Tak lupa, Teguh menambahkan, suhu udara selama pancaroba kali ini juga bakal terasa lebih panas pada siang hari.
Baru kemudian, biasanya disusul oleh hujan yang lebih sering turun pada sore sampai malam hari dan terkadang disertai petir.
"Oleh karena tanda-tandanya sudah muncul, awal masa pancaroba di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengahnya akan berlangsung pada April 2022," ungkap Teguh.
Terakhir, Teguh menerangkan, pemanasan lokal yang memicu pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) biasanya akan lebih sering terjadi pada masa pancaroba.
"Dengan demikian, ketika cuaca pada pagi hari terlihat cerah namun menjelang siang terlihat mendung dan tampak adanya awan Cb yang tinggi menjulang seperti bunga kol," ujar Teguh.
"Masyarakat harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan hujan disertai angin kencang yang biasanya berlangsung singkat," tandasnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.