“Saya sendiri sudah membuktikan, kemarin ke sana (Wadas) sambutan masyarakat baik. Mereka yang kontra bisa saya ajak komunikasi baik-baik. Intinya cara pendekatannya harus smooth, tidak boleh ada kekerasan, kecuali ada ancaman,” beber Ganjar.
Menurut Ganjar, sudah ada kesepakatan sejak awal bahwa tidak boleh ada kekerasan.
Sehingga, jika terjadi kekerasan, Ganjar menyerahkan pada kepolisian untuk melakukan evaluasi.
“Kami serahkan ke Kapolda, mangga dievaluasi. Karena desain awal, kami sepakat tidak ada kekerasan. Bahwa kemudian di lapangan terjadi, sangat mungkin itu. Jadi mangga Kapolda melakukan evaluasi sendiri, sehingga nanti secara institusional kita bisa memberikan dukungan dengan baik,” katanya.
Kepada BPN dan BBWS, Ganjar meminta agar mereka lebih proaktif dalam penyelesaian problem proyek itu.
Dia meminta agar hal teknis, seperti pembayaran ganti rugi pada masyarakat yang sudah setuju, harus segera dilakukan agar masyarakat tenang.
“Yang sudah setuju segera dibayarkan, yang belum setuju kita hormati dan kita ajak bicara. Bagaimana teknisnya, bagaimana kondisi pascaditambang, aspek lingkungan seperti apa, dan lain sebagainya, agar semua memahami,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyebut berdasarkan informasi yang diterimanya saat di Wadas, banyak masyarakat trauma, anak-anak jadi sasaran bullying.
Baca Juga: Di Hadapan Ganjar Pranowo, Warga Desa Wadas Ceritakan Sejumlah Penangkapan oleh Aparat
Oleh sebab itu, Pemprov Jateng sudah siap melakukan pendampingan pada warga Wadas.
“Kami siap bantu. Semua OPD saya perintahkan turun. Kalau masyarakat setuju, besok langsung kita terjunkan untuk mendampingi perempuan, anak, membantu program pengentasan kemiskinan, memberikan trauma healing dan sebagainya,” urainya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.